JATIMTIMES - Renovasi Stadion Kanjuruhan ditargetkan rampung pada Desember 2024. Namun, hingga kini progres renovasi markas Tim Arema FC tersebut masih berkisar antara 30 persen.
Update renovasi Stadion Kanjuruhan tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih, saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Malang, Kamis (14/3/2024). "Ada beberapa yang sudah 50 persen, ada yang baru 30 persen dan sebagainya. Tapi semua jika ditotal rata-rata baru 30 persen. Targetnya Desember 2024 selesai," tuturnya.
Baca Juga : Makin Nyaman, Intip Tampilan KA Gaya Baru Malam Selatan dengan Kereta Ekonomi New Generation
Apakah ada kendala selama proses renovasi Stadion Kanjuruhan berlangsung?, Fikri mengaku secara spesifik progres renovasi Stadion Kanjuruhan belum disampaikan oleh pihak terkait saat Komisi X DPR RI melakukan kunjungan kerja. Sebab, progres renovasi secara detil memang sepenuhnya bukan menjadi wewenang dari Komisi X.
"Belum disampaikan kendala-kendalanya apa. Tapi tadi sudah disampaikan jika semuanya lancar, hanya memang sekarang baru 30 persen," imbuhnya.
Berdasarkan hasil pembahasan dalam kunjungannya, lanjut Fikri, diharapkan pada Agustus 2024 progres renovasi Stadion Kanjuruhan telah mencapai setidaknya 90 persen. "Targetnya Desember 2024 selesai, namun atas permintaan Pak Bupati (Malang) minimal 90 persen sudah selesai di Agustus, karena beliau tidak punya lapangan untuk merayakan hari ulang tahun kemerdekaan," ujarnya.
Fikri menyebut, progres renovasi Stadion Kanjuruhan sejatinya masuk pada komisi lainnya yang ada di DPR RI. Yakni Komisi V yang notabene memiliki wewenang untuk memantau kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Termasuk perihal progres fisik renovasi Stadion Kanjuruhan.
"Kalau secara fisik kita tidak terlalu paham, jadi yang kita dapat (progres renovasi Stadion Kanjuruhan) 30 persen ya kita terima saja. Kita bukan ke fisik sebetulnya, melainkan hanya terkait problematika fisik sudah diselesaikan belum," jelasnya.
Problematika fisik yang dimonitor oleh Komisi X tersebut, dijelaskan Fikri, diantaranya berkaitan dengan Stadion Kanjuruhan yang disebut tidak layak saat tragedi Kanjuruhan yang menewaskan sedikitnya 135 jiwa tersebut terjadi.
"Volume (penonton di Stadion Kanjuruhan) tadinya dari 18 ribu, sekarang sudah berubah jadi 21 ribu. Tetapi problematika (Tragedi) Kanjuruhan dulukan didatangi oleh 40 ribu, ini yang kemudian saya kira tidak hanya fisik, tapi prosedurnya harus ditaati. Bagaimana caranya supaya tidak terjadi lagi peristiwa Kanjuruhan yang kedua," tegasnya.
Semenjak Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 2022 silam, lanjut Fikri, Komisi X DPR RI telah melakukan beragam upaya. Mulai dari melakukan Rapat Kerja (Raker) dengan jajaran menteri, hingga Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan banyak pihak.
Langkah tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh DPRD di Malang Raya yang juga berkoordinasi ke Komisi X DPR RI. Selain itu, aspirasi dari para suporter Aremania juga sudah disampaikan oleh Komisi X DPR RI kepada beberapa pihak terkait.
Baca Juga : Jangkau 4,7 Juta Anak, Sub PIN Polio Jatim Capai 105,93 Persen
"Tahap demi tahap sudah ada penyelesaian, tapi tentu belum seluruhnya diselesaikan. Oleh karenanya, hari ini kita dibagi tiga. Ada yang ke Malang, Sidoarjo dan ada yang ke Bali. Semuanya ke stadion, karena bukan pada fisiknya sesungguhnya. Tapi fisik itu karena ada problematika ketika peristiwa Kanjuruhan itu terjadi diduga ada problematika fisik, yaitu bangunannya," jelasnya.
Fikri menambahkan, bukti kinerja dari Komisi X DPR RI tersebut setidaknya dapat dibuktikan dengan terealisasinya renovasi Stadion Kanjuruhan yang sebelumnya dianggap kurang layak.
"APBN sudah dialokasikan Rp 330 miliar lebih, dan sekarang (progresnya) sudah 30 persen. Katanya Desember (2024) selesai dan akan ada percepatan karena Agustus akan digunakan event seperti hari ulang tahun kemerdekaan," imbuhnya.
Fikri menyebut, kunjungan kerja yang berlangsung pada Kamis (14/3/2024) akan ditindaklanjuti. Dia berharap kedepannya akan ada dialog dengan sejumlah pihak. Yakni mulai dari suporter hingga atlet sepakbola.
Namun, semenjak Liga 1 Indonesia kembali bergulir pasca Tragedi Kanjuruhan, Arema FC tak lagi bermarkas di Stadion Kanjuruhan. Sehingga pihaknya berharap bisa diadakan dialog dengan para pemain di kesempatan mendatang.
"Saya kira kami perlu membuka diri. Apabila ada problematika lanjutan yang belum terselesaikan, maka silahkan sampaikan ke komisi X," pungkasnya.
