JATIMTIMES - Tingginya tingkat potensi stunting masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim). Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SGGI), angka prevalensi stunting di Jatim saat ini masih mencapai 19,2 persen.
Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur (Asisten I Setdaprov Jatim) Benny Sampirwanto menjelaskan, angka tersebut masih lebih besar ketimbang target penurunan secara nasional. Hal ini disampaikan di sela kegiatan Rembuk Stunting Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Timur, di Surabaya, pada Rabu (13/3/2024).
Baca Juga : Mediasi Pembangunan Usaha Rokok di Singosari Buntu, Pemkab Malang Agendakan Pertemuan Lanjutan
"Angka prevalensi stunting di Jatim yang semula 23,5 persen, turun 4,3 persen menjadi 19,2 persen, ini sebuah penurunan yang cukup signifikan. Namun, mengingatkan kembali meski ada penurunan, kita masih di atas target nasional 14 persen. Artinya, kita tahun ini harus bahu membahu, dan lebih banyak action untuk menurunkan stunting. Karena perlu penurunan lebih signifikan lagi," tutur Benny.
Karena itu, Rembuk Stunting ini digelar sebagai wadah evaluasi pelaksanaan program kerja TPPS Jatim. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 100 orang anggota TPPS Jatim. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Jatim Tri Wahyu Liswati.
Kegiatan rembuk stunting ini, menurut Benny, merupakan sebuah momentum untuk memperkuat mekanisme perencanaan dan penganggaran pada TPPS dalam upaya penurunan stunting.
"Melalui kegiatan ini diharapkan, dapat dilakukan identifikasi tantangan, evaluasi keberhasilan, dan rancangan langkah-langkah yang lebih efektif, untuk mencapai target penurunan stunting. Kita tahun 2024 ini minimal harus mencapai 5,6 persen, sehingga target nasional yang sebesar 14 persen tercapai," ungkap Benny.
Melalui kegiatan ini, Benny mengajak seluruh anggota TPPS yang hadir, untuk berdiskusi secara terbuka, berbagi pengalaman, dan menyampaikan usulan-usulan konstruktif demi kemajuan program TPPS di Jawa Timur.
"Semoga kegiatan rembuk stunting ini, dapat menjadi momentum untuk meningkatkan sinergi kolaborasi dan inovasi dalam menanggulangi stunting di provinsi kita," harap Benny.
Sementara itu, Kepala DP3AK Jatim Tri Wahyu Liswati menyampaikan, selain sebagai wadah evaluasi pelaksanaan program kerja TPPS Jatim, rembuk stunting ini juga bertujuan untuk meringkas hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting yang terintegrasi di Jawa Timur.
"Rembuk Stunting ini merupakan salah satu instrumen konvergensi penurunan stunting di daerah, untuk mendorong keberpihakan kebijakan yang disertai anggaran. Kita bisa mengintervensi Kabupaten/Kota, dan mengidentifikasi prioritas percepatan penurunan stunting, dengan memetakan manakah Kabupaten/Kota yang angka stuntingnya masih tinggi. Kita identifikasi rencana, kemudian menindak lanjuti, ini yang sangat diperlukan supaya program TPPS terus berkelanjutan," tutur Tri.
Baca Juga : Pemprov Jatim Dorong Implementasi Penggunaan Tanda Tangan dan Segel Elektronik
Melalui kegiatan rembuk stunting ini, Tri menyebutkan, ada tiga hasil yang diharapkan. Yakni, pertama, adanya rumusan program kegiatan prioritas penurunan stunting berdasarkan isu-isu pokok permasalahan stunting yang dihadapi. Kedua, komitmen bersama edukasi gizi masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting.
"Ketiga, rencana kerja koordinasi dan konsolidasi lintas sektor TPPS. Sehingga, dapat menyampaikan isu-isu pokok dan strategis dengan mencari jalan keluar dan langkah strategis untuk percepatan penurunan stunting," sebut Tri.
Dalam kegiatan rembuk stunting ini ada beberapa orang pembicara yang diundang dengan masing-masing membawakan materi berbeda. Pertama, narasumber dari perwakilan Bappeda Jatim dengan materi rumusan prioritas program sebagai kegiatan percepatan penurunan stunting.
Narasumber kedua, Waritsah dari Dinkes Jatim, dengan materi publikasi hasil intervensi spesifik. Kemudian narasumber ketiga Kepala BKKBN Jatim Maria Ernawati dengan materi diseminasi program TPPS Jatim serta dukungan konvergensi lintas sektor, yang nanti secara pararel memandu tim TPPS Jatim. Kepada pada pembicara, Tri berharap, semoga mereka bisa memandu TPPS Jatim ke depan lebih tepat sasaran.
"Meski masih belum signifikan penurunan stuntingnya, Bismillah semoga di tahun 2024 bisa lebih bersinergi bersama-sama dan bisa turun secara signifikan. Terima kasih saya ucapkan, karena meskipun puasa tetap semangat untuk hadir," tandasnya.