JATIMTIMES - Sepasang suami Istri yang merupakan dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yakni Prof Dr Ir Aris Winaya dan Prof Dr Ir Maftuchah dikukuhkan menjadi Guru Besar secara bersamaan, Sabtu (9/3/2024). Namun proses pengukuhan itu diwarnai haru dan tangis kesedihan.
Betapa tidak, beberapa Minggu sebelum hari pengukuhan tiba, sang istri yakni Prof Maftuchah harus berpulang ke Rahmatullah. Prof Aris pun dikukuhkan sebagai Guru Besar tanpa kehadiran sang istri. Karena itu, Maftuchah kemudian dianugerahi dan dikukuhkan sebagai guru besar anumerta.
Keduanya mengabdi di Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UMM dan memiliki fokus penelitian pada bidang berbeda.
Baca Juga : Persiapkan Atlet Menuju Porprov Jatim, Koni Kota Batu Minta Latihan 30 Jam Seminggu
Dalam penyampaian orasi ilmiah almarhumah Prof Maftuchah, sosoknya dihadirkan dengan memanfaatkan teknologi Artificial Inteligence. Sosok Prof Maftuchah yang dihadirkan dalam AI, dimana suara dan wajahnya persis dengan almarhumah.
Saat sesi foto dan ucapan selamat terhadap gelar Guru Besar yang diraih, Prof Maftuchah diwakili oleh sang putra dengan membawa foto Prof Maftuchah bersama suami yang juga dikukuhkan sebagai guru besar.
Prof Aris yang dikukuhkan sebagai bidang Ilmu Peternakan menyampaikan, bahwa dalam persiapan menjadi Guru Besar, selama ini telah dilakukan bersama. Ia dan sang istri kerap melakukan diskusi tentang berbagai hal, termasuk juga terkait pencapaian gelar akademik tertinggi ini.
"Semua kami siapkan bersama, kami diskusi bersama dan tinggal menunggu hari H, tapi komplikasi penyakitnya dan Allah berkehendak lain. Semoga almarhumah menempati taman surga Allah," Kata Prof Aris.
Ia juga bercerita awal pernikahannya di tahun 1994. Setelah menikah, ia dan sang istri terus berikhtiar untuk mendapatkan buah hati. Bahkan, harus menunggu selama sembilan tahun lamanya.
Sosok sang istri dikatakannya merupakan sosok yang gigih dan berjiwa pejuang. Sebab, meskipun saat itu tengah mengandung, ia tetap berkomitmen untuk menyelesaikan studinya di Bogor.
Baca Juga : Perbasi Banyuwangi Tambah Jam Terbang lewat Uji Coba Berkala
"Saya juga harus bolak-balik Malang Bogor untuk menemani istri saya. Istri saya berjuang untuk menyelesaikan studinya," terang Aris.
Sementara itu, dalam orasi ilmiah, Aris menyampaikan tentang aplikasi teknologi DNA dalam penguatan strategi konservasi sumber daya genetik ternak di Indonesia. Dijelaskannya, bahwa beberapa negara yang berkomitmen untuk mempertahankan potensi genetik ternak lokal akan terus mengamati tren perkembangan bidang peternakan.
Prof Maftuchah lewat teknologi AI menyampaikan orasi ilmiah terkait pengembangan teknologi budidaya tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn). Pengembangan ini untuk mendukung ketersediaan sumber bahan bakar biodiesel.
Tanaman Jarak Pagar telah dimanfaatkan sejak penjajahan Jepang. Biji tanaman ini dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati. Saat penjajahan Jepang, biji dari buah tanaman jarak ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar penerangan maupun minyak bakar.