JATIMTIMES - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar mini turnamen sepak bola antar kampus. Mini turnamen itu bertajuk 'Punokawan Fourfeo UMM' yang digelar di Stadion UMM, 8-10 Maret 2024.
Punokawan Fourfeo UMM sendiri diikuti empat tim dari empat kampus berbeda. Mereka diantaranya tuan rumah UMM, Universitas Brawijaya (UB) Malang, Universitas Islam Malang (Unisma) dan Universitas Negeri Malang (UM).
Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan dan Pemkab Nganjuk Sinergi Perluas Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Pembina UKM Sepak Bola UMM, Haris Thofly mengatakan bahwa mini turnamen ini digelar atas inisiasi bersama Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi) Jawa Timur. Tujuannya tak lain ingin menghidupkan kembali sepak bola dilingkup kampus.
“Memang awalnya itu sudah lama saya (merencanakan menggelar turnamen sepak bola) dengan pak Arifin Ketua Bapomi Jatim. Kebetulan dia pengalaman main, katanya ayo kita hidupkan lagi, ya kita coba dulu kecil-kecilan dulu,” kata Haris.
Tak berfikir panjang, akhirnya Haris menghubungi sejumlah perguruan tinggi di Malang Raya yang memiliki tim sepak bola. Namun yang siap hanya empat tim.
Meski begitu, Haris tak berkecil hati. Karena kegemarannya terhadap sepak bola, Haris tetap menggelar mini turnamen itu di Stadion UMM, dengan harapan kedepan akan dapat menggelar turnamen lebih besar lagi.
“Nanti kedepan coba kita kembangkan dalam bentuk Liga mahasiswa full, dan kebetulan UM juga siap lapangan nya untuk dijadikan lapangan pendamping,” harap Haris.
Disinggung latar belakang ingin kembali menghidupkan kembali sepak bola dari kampus, Haris mengaku sedikit mengambil semangat yang diusung Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Saat itu, Muhadjir melihat olahraga basket di negara Amerika Serikat sangat maju.
“Itu kan sebenarnya untuk bisa main di NBA itu harus main di amatir namanya Liga Basket Mahasiswa. Jadi pemain-pemain itu sebenarnya berlatar belakang atau pemain yang berlaga di eventnya mahasiswa,” ungkap Haris.
Oleh karena itu, Haris pun berfikir bahwa atlet juga harus ditunjang oleh intelektual. Sebab, atlet juga dituntut harus dapat berfikir ketika meski dalam kondisi lelah.
Baca Juga : Gandeng JatimTIMES, Pemdes Tunjungtirto Latih Tim PPID Sajikan Konten yang Bagus dan Menarik
“Sebenarnya mahasiswa kan juga dari segi intelektualitas, sehingga sepakbola itu kan juga tidak mengandalkan otot tapi juga pola pikir berfikir bagaimana mengambil tindakan dalam waktu yang sesempit itu. Nah oleh karena itu mahasiswa ini sebenarnya juga bisa menjadi modal aset dalam pembangunan sepakbola, karena dari latar belakang intelektual yang tinggi,” beber Haris.
Sementara itu Ketua 1 Bapomi Jatim, Dr Mu'arifin senada dengan Haris Thofly yang ingin kembali membangkitkan gairah sepak bola mahasiswa. Dan event Punokawan Fourfeo UMM ini diharap menjadi pemantik kembalinya persepakbolaan mahasiswa.
“Tapi event sepakbola antar mahasiswa se-Malang Raya nampaknya mendesak untuk dijalankan, ini adalah di samping internalnya UKM juga rintisan untuk kesana. Karena salah satu kelemahan pembinaan olahraga di Indonesia secara umum adalah kontinuitas, kesinambungan itu kata kuncinya,” kata Arifin.
“Kesinambungan kita itu lemah, kalau pembinaan secara kecil-kecil baguslah tetapi begitu apakah ini berkesinambungan secara sistematis berkelanjutan terus menerus biasanya bermasalah,” imbuh Arifin.
