JATIMTIMES - Hari Raya Nyepi jatuh pada Senin, 11 Maret 2024. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali mengeluarkan seruan bersama perayaan Hari Raya Suci Nyepi berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor: 7 Tahun 2023 tanggal 24 Oktober 2023 tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024.
Salah satu poin dalam seruan bersama ini, yaitu karena Hari Suci Nyepi bersamaan dengan awal Ramadan 1445 Hijriyah, maka umat Islam melaksanakan shalat tarawih di rumah ibadah terdekat dengan berjalan kaki atau di rumah masing-masing dan tidak menggunakan pengeras suara serta dengan menggunakan lampu penerangan yang terbatas.
Baca Juga : Berawal dari Konten TikTok, Komika Mamat Alkatiri Akhirnya Lamar Kekasih
Sementara MUI Provinsi Bali juga mengimbau agar pelaksanaan salat Tarawih dilakukan di rumah masing-masing selama Hari Raya Nyepi berlangsung. Sehingga pelaksanaan Hari Nyepi dan shalat tarawih bisa dilaksanakan dengan lancar dan kondusif.
Diketahui, Perayaan Hari Raya Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946 jatuh pada 11 Maret 2024 bertepatan dengan hari pertama Bulan Puasa Ramadan.
Imbauan itupun mendapat sorotan dari netizen. Di media sosial khsususnya X netizen berramai-ramai memperbincangkan imbauan tersebut.
Mereka mempertanyakan apakah Bali memiliki toleransi antar umat beragama. Hal itu lantaran Nyepi diperuntukkan bagi umat Hindu sedangkan salat tarawih diperuntukkan untuk umat Muslim.
“apakah BALI Intoleran? jika harus seperti ini ketentuan Hindu Bali, Silakan buat aturan selain Hindu dilarang tinggal di Bali, dan semua orang Hindu diluar Bali agar segera kembali Ke Bali, apa mau seperti ini? mikir!,” tulis akun X @BSbukit.
“Yang nyepi, nyepi aja, jgn ngajak umat lain ikut ikutan Nyepi juga, sampai sampai umat lain disuruh teraweh dirumah. Ini suatu tindakan intoleran,” tulis akun @diankrtn_.
Sementara tak sedikit netizen lainnya justru mendukung keputusan FKUB tersebut dengan membagikan momen umat muslim di Bali yang membagikan air minum pada umat Hindu.
“Yang di luar koar koar, sedangkan muslim yang di Bali adem ayem,” tulis @atarakiss_a sambil membagikan video seorang wanita berhijab membagikan minuman pada sekelompok pemuda yang diduga umat Hindu yang tengah melaksanakan ritual Melasti.
Melasti ini dilaksanakan dipinggir pantai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk dimasa lalu dan membuangnya ke laut.
Dalam video yang dibagikan netizen tersebut, ibu-ibu berkerudung cokelat itu menggelar meja di pinggir jalan dan meja tersebut dipenuhi dengan minuman air putih dalam kemasan gelas.
Terlihat ia sedang menata satu per satu minuman itu di atas meja, agar orang-orang yang mengikuti Melasti mudah mengambil sembari berjalan melanjutkan perjalanannya.
Anjuran Toleransi antar Agama Telah Diatur dalam Al-Qur’an dan Hadist.
Toleransi antar umat beragama telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Misalnya, saat selesai Perang Badar, pasukan muslim yang menang ingin tawanan non muslim untuk dibunuh.
Namun, Rasulullah SAW justru meminta agar tawanan perang tersebut dibebaskan. Ada beberapa hadis dan ayat Al-Qur’an tentang toleransi.
Beberapa ayat Al-Quran tentang toleransi di antaranya, yaitu sebagai berikut:
Surat Al-Kafirun Ayat 1-6
Baca Juga : Profil dan Perjalanan Karier Akira Toriyama, Kreator Dragon Ball yang Meninggal Dunia
Terdapat jenis toleransi dalam Islam yang telah diatur dalam ayat Al-Quran tentang toleransi, salah satunya dalam surat Al-Kafirun.
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ . لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Artinya: “Katakanlah (Muhammad): ‘Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah, untukmu agamamu, dan untukku agamaku’.” (QS Al-Kafirun: 1-6).
Surat Yunus Ayat 40-41
Selain itu, ada pula ayat Al-Quran tentang toleransi dan tanggung jawab yang juga memiliki makna serupa.
Diambil dari surat Yunus, berikut bacaan dan artinya:
وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ . وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
Artinya: “Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan di antaranya ada (pula) ada orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah: ‘bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak pertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Yunus: 40-41).
Hadis Tentang Toleransi dan Agama yang Dicintai Allah SWT
Selain ayat Al-Quran tentang toleransi, Nabi Muhammad SAW juga menyiratkannya dalam berbagai hadis yang disampaikan oleh para sahabat, yakni:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ
Artinya: “Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah SAW: “Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah? Maka beliau bersabda: ‘Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)’.” (HR Bukhari).
Maka jika dilihat dari fenomena yang terjadi, tidak ada salahnya jika kita sebagai seorang yang mukmin agar tetap menjunjung tinggi toleransi antar agama.