JATIMTIMES - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali erupsi pada Kamis (7/3/2024) dini hari ini. Kabar erupsi tersebut disampaikan melalui laman resmi Magma Esdm.
Menurut laporan Petugas Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Ghufron Alwi, erupsi Semeru terjadi sekira pukul 01:06 WIB. "Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Kamis, 07 Maret 2024, pukul 01:06 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 600 m di atas puncak (± 4276 m di atas permukaan laut)," ungkap Ghufron Alwi.
Baca Juga : 7 Maret, Hujan di Wilayah Jatim Kembali Meningkat
Letusan Gunung Semeru juga disertai dengan laporan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) pada Gunung Semeru yang masih di status oranye. Status tersebut mengindikasikan adanya potensi erupsi dan meminta maskapai penerbangan untuk semakin waspada.
Warna status oranye diartikan sebagai letusan dengan kode yang berpotensi membahayakan penerbangan. Sehingga setiap pesawat harus berhati-hati dan menghindari kawasan di sekitar gunung tersebut.
Status VONA penerbangan sekitar Gunung Semeru masih oranye. (Foto: laman resmi magma esdm)
Sementara itu, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelanu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. "Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 112 detik," tambah Ghufron.
Sebagai informasi, status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level III (Siaga). Berdasarkan laporan pengamatan Mukdas Sofian pada periode Rabu (6/3/2024) pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati juga asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 100 meter dari puncak. Sementara cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur, tenggara dan barat laut.
Menurut Mukdas, pada periode Rabu (7/3/2024) pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, Semeru mengalami 86 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 68-154 detik.
"14 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 44-70 detik. 6 kali Harmonik dengan amplitudo 3-7 mm, dan lama gempa 110-518 detik.," tulis Mukdas.
Baca Juga : Jangan Salah, Kanker Payudara Juga Serang Pria, Kenali Gejalanya
"4 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 10-15 mm, S-P 2-3 detik dan lama gempa 11-30 detik. 3 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7-15 mm, S-P 11.2-27 detik dan lama gempa 35-69 detik," imbuh Mukdas, dikutip laman resmi Magma ESDM.
Dalam laporannya, Mukdas juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," imbaunya.
Selain itu, Mukdas juga meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
"(masyarakat diharapkan) Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkas Mukdas.