JATIMTIMES - Gelaran konser Taylor Swift yang hanya memilih satu negara dalam tur dunianya, The Eras Tour, yakni di Singapura, menjadi sorotan. Para negara tetangga pun mengecam Singapura lantaran diklaim mencegah Taylor Swift datang ke negara Asia Tenggara lainnya.
Merespons hebohnya kabar tersebut, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong buka suara. Dalam konferensi pers di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia di Melbourne, Lee mengakui bahwa pihaknya memberikan dana subsidi kepada Taylor Swift dan timnya demi menjadikan Singapura sebagai perhentian satu-satu turnya di Asia Tenggara.
Baca Juga : Rektor Unisma Sampaikan Strategi Visioner pada Civitas Akademika STAIHA hingga Alumni Unisma di Bawean
"Agensi (kami) menegosiasikan perjanjian dengan dia (Swift) untuk datang ke Singapura dan tampil dan menjadikan Singapura satu-satunya tempat singgah turnya di Asia Tenggara," kata Lee seperti dikutip Reuters, Rabu (6/3/2024).
"Ternyata skema ini sangat sukses. Saya tidak melihatnya sebagai tindakan yang tidak bersahabat," imbuh Lee.
Pernyataan Lee itu diutarakan setelah negara tetangga, Thailand, sempat protes terkait hal ini. Diketahui sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin menuduh Singapura memonopoli konser Taylor Swift. Narasi serupa juga disampaikan anggota parlemen Filipina Joey Salceda.
Ia mengecam Negeri Singa atas dugaan kesepakatan eksklusivitas yang mencegah bintang pop berusia 34 tahun itu membawa "Eras Tour" ke negara-negara lain di Asia Tenggara.
Diketahui, pelantun lagu Bad Blood itu menjadi bintang utama dalam enam pertunjukan yang tiketnya terjual habis di Singapura mulai Sabtu, 2 Maret 2024.
Anggota parlemen Filipina.Joey Salceda pun meminta Departemen Luar Negeri Filipina memprotes secara resmi perjanjian antara Singapura dengan pihak Taylor Swift. "Ini bukanlah tindakan yang dilakukan oleh tetangga yang baik," katanya dalam sebuah pernyataan, menurut The Straits Times, dikutip dari NY Post.
Laporan mengenai kesepakatan eksklusivitas muncul setelah Thavisin mengaku promotor konser Anschutz Entertainment Group mengatakan kepadanya bahwa pemerintah Singapura menawarkan hingga 3 juta dolar AS (sekitar Rp4,7 miliar) kepada Taylor Swift untuk setiap konser di sana selama ia tidak melakukan tur ke negara-negara Asia Tenggara lain.
Baca Juga : Dispora Kabupaten Malang Usulkan Rp 8,7 Miliar untuk Persiapan Infrastruktur Pendukung Porprov 2025
"Hibah sekitar 3 juta dolar AS diduga diberikan pemerintah Singapura pada AEG untuk menyelenggarakan konser di Singapura. Masalahnya, mereka tidak menyelenggarakannya di tempat lain di wilayah tersebut," kata Salceda, menurut GMA Network.
Anggota Parlemen Filipina itu mencatat bahwa meski konser tersebut meningkatkan perekonomian Singapura, kesepakatan tersebut dilakukan dengan "mengorbankan negara-negara tetangga, yang tidak dapat menarik penonton konser asing dan penggemarnya harus pergi ke Singapura."
Di sisi lain, Dewan Pariwisata Singapura (STB) serta Kementerian Komunitas Kebudayaan dan Pemuda negara itu (MCCY) mengaku memang memberi hibah untuk membantu membawa tur dunia Swift ke Singapura, lapor CNA.
Namun, mereka tidak mengonfirmasi apakah kesepakatan eksklusif telah dicapai untuk mencegah pelantun lagu My Tears Ricochet itu menggelar konser "Eras Tour" di tempat lain di Asia Tenggara.
Untuk diketahui, konser penyanyi kenamaan Amerika Serikat Taylor Swift telah berlangsung di Singapura mulai 2 hingga 4 Maret, dan berlanjut 7 hingga 9 Maret 2024.