JATIMTIMES - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali erupsi pada Kamis (29/2/2024) pagi ini. Kabar erupsi tersebut disampaikan melalui laman resmi Magma Esdm.
Menurut laporan Petugas Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Ghufron Alwi, erupsi Semeru terjadi sekira pukul 02.08 WIB. "Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Kamis, 29 Februari 2024, pukul 02:08 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 1000 m di atas puncak (± 4676 m di atas permukaan laut)," ungkap Ghufron Alwi.
Baca Juga : Viral, Konten Kreator Ini Bikin Konten Sentil Mahasiswa UB yang Suka Party
Letusan Gunung Semeru juga disertai dengan laporan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) pada Gunung Semeru yang masih di status oranye. Status tersebut mengindikasikan adanya potensi erupsi dan meminta maskapai penerbangan untuk semakin waspada.
Warna status oranye diartikan sebagai letusan dengan kode yang berpotensi membahayakan penerbangan, sehingga setiap pesawat harus berhati-hati dan menghindari kawasan di sekitar gunung tersebut.
Sementara itu, kolom abu teramati berwarna putih hingga tebal ke arah timur dan tenggara. "Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 131 detik," tambah Ghufron.
Sebagai informasi, status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level III (Siaga). Berdasarkan laporan pengamatan Liswanto pada periode Selasa (27/2/2024) pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, Gunung api tertutup Kabut 0-II dan asap kawah tidak teramati. Selain itu, terlihat cuaca Gunung Semeru cerah hingga berawan, dan angin lemah ke arah selatan.
Menurut Sigit Rian Alfian, pada periode Rabu (28/2/2024) pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, Semeru mengalami 77 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 57-144 detik.
"9 kali gempa Guguran dengan amplitudo 3-6 mm dan lama gempa 45-87 detik. 16 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2-7 mm, dan lama gempa 13-61 detik. 6 kali Harmonik dengan amplitudo 2-8 mm, dan lama gempa 64-212 detik," tulis Sigit.
"1 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 29 mm, S-P 1.37 detik dan lama gempa 12 detik. 3 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 3-13 mm, S-P 14-37 detik dan lama gempa 27-78 detik.1 kali gempa Getaran Banjir dengan amplitudo 18 mm, dan lama gempa 9000 detik," imbuh Sigit, dikutip laman resmi Magma ESDM.
Baca Juga : BMKG Prediksi Hujan di Wilayah Jatim Berlangsung hingga Awal Maret
Dalam laporannya, Sigit juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," imbaunya.
Selain itu, Sigit juga meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
"(masyarakat diharapkan) Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkas Sigit.