JATIMTIMES - Jenderal TNI (HOR) (Purn) Prabowo Subianto telah menerima pangkat istimewa dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Rabu (28/2/2024). Sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI di Kabinet Indonesia Maju, Prabowo dinilai berjasa dan berkontribusi terhadap pembangunan bangsa terutama bidang pertahanan dan keamanan.
“Saya ingin menyampaikan penganugerahan pangkat secara istimewa berupa Jenderal TNI kehormatan kepada Bapak Prabowo Subianto. Penganugerahan ini adalah bentuk penghargaan sekaligus peneguhan untuk berbakti sepenuhnya kepada rakyat, kepada bangsa, dan kepada negara,” kata Presiden Jokowi, dikutip YouTube Narasi TV.
Baca Juga : Sambut HUT Ke-78 Persit KCK Tahun 2024, Kodim 0808/Blitar Gelar Bakti Sosial Donor Darah
Lantas bagaimana karier militer Prabowo selama ini? Jenderal TNI (HOR) (Purn) Prabowo Subianto lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951. Ia merupakan putra dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar.
Sebelum berkecimpung di dunia politik, yakni menjadi Ketum Partai Gerindra, Prabowo lebih dulu terjun ke dunia militer. Ia masuk Akademi Militer (Akmil) dan lulus pada tahun 1974.
Setelah lulus pendidikan, Prabowo meniti karier militernya secara perlahan. Sekitar 1976, ia dipercaya menjadi Komandan Peleton Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha).
Untuk diketahui, pasukan Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) kala itu menjadi salah satu bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Bahkan, Prabowo yang kala itu masih berumur 26 tahun menjadi komandan termuda dalam operasi Tim Nanggala.
Melansir laman resmi Kemhan RI, Prabowo pernah menjadi Komandan Kompi Komando Grup 1 Kopassandha pada 1977. Beberapa tahun berselang, ia ditunjuk menjadi Wakil Komandan Detasemen-81 Kopassus (1983-1985).
Memasuki 1985, Prabowo mendapat penugasan di luar Korps Baret Merah. Ia dipercaya menjadi Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara Kostrad (1985-1987), Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987-1991) hingga Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang 1/Kostrad (1991-1993).
Pada 1993, Prabowo kembali ke Korps Baret Merah. Saat itu, ia mendapat tugas sebagai Komandan Grup 3/Pusat Pelatihan Pasukan Khusus. Tak lama berselang, Prabowo kemudian ditunjuk menjadi Wakil Komandan Jenderal (Wadanjen) Kopassus. Kariernya semakin moncer ketika didaulat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus periode 1995-1998.
Baca Juga : Gaji Prabowo sebagai Jenderal TNI Kehormatan, Berapa Uang Pensiunnya?
Saat menjadi Danjen Kopassus, beberapa kali Korps Baret Merah mencatatkan pencapaian apik. Salah satunya adalah Operasi Mapenduma tahun 1996 atau penyelamatan peneliti Ekspedisi Lorentz '95 yang disekap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Prabowo Subianto mencapai puncak karier militer ketika diangkat menjadi Panglima Kostrad tahun 1998. Waktu itu, pangkatnya pun sudah mencapai Letnan Jenderal atau setara bintang tiga. Namun, posisi Pangkostrad hanya ditempatinya sebentar. Baru beberapa bulan menjabat, ia mendadak diberhentikan.
Prabowo diberhentikan dari dinas kemiliteran dengan pangkat terakhir letnan jenderal (letjen) atas rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Menhankam/Panglima ABRI kala itu Jenderal Wiranto mengumumkan pemberhentian Prabowo yang tengah menjabat sebagai Pangkostrad pada 24 Agustus 1998. Pemberhentian Prabowo dari militer disebut karena terkait dengan penculikan aktivis 1997-1998.
Setelah kariernya selesai di militer, Prabowo beralih menuju dunia politik dan pemerintahan. Saat ini, ia tercatat masih aktif menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Demikian informasi mengenai riwayat karier militer Jenderal TNI (HOR) (Purn) Prabowo Subianto.