JATIMTIMES - Tim PMM 18 UMM gelombang 3 ini beranggotakan Revaldy Burhan sebagai Koordinator, Andika Hidayat Kusuma Wardana, Salma Alodia Dewi, Wildan Taqiyudin, dan Mutiara Nur Utami, yang berasal dari Jurusan Ilmu Komunikasi dan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang serta didampingi oleh Ibu Winda Hardyanti, S.Sos., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Edukasi Masyarakat Terutama Ibu-ibu PKK desa tentang pengelolaan sumber daya alam dan sampah (Penggunaan Maggot untuk Sampah organik) terhadap keberlanjutan desa
Baca Juga : Diberhentikan dari Militer 1998, Prabowo Malah Naik Pangkat Jenderal Bintang Empat, Kok Bisa?
Dalam rangka kegiatan ini, Mari kita bersama-sama membentuk fondasi keberlanjutan desa melalui program edukasi yang tak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menciptakan perubahan nyata.
Kegiatan kami fokus pada pengelolaan sumber daya alam dan sampah, dengan sentuhan ajaib dari metode inovatif, yaitu Maggot untuk sampah organik. Ketahui lebih dalam tentang kekuatan maggot dalam mengubah sampah organik menjadi pupuk yang kaya nutrisi.
Dengan memahami proses ini, kita tidak hanya merawat lingkungan tetapi juga menciptakan sumber daya bernilai tinggi untuk pertanian lokal. Edukasi ini bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk masa depan yang lestari.
Inilah alasan mengapa kami, sebagai Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Gelombang 3, Kelompok 18 tahun 2024, kegiatan ini, kita tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga merajut kebersamaan. Mari bersatu tangan, berbagi ide, dan beraksi untuk mencapai tujuan keberlanjutan desa. Dengan perubahan sikap dan tindakan kita, kita dapat membentuk masa depan yang cerah, hijau, dan penuh harapan.
Kegiatan bercocok tanam untuk menghijaukan Desa Kucur Bersama ibu-ibu PKK. Tidak hanya itu, kelompok 18 Dengan semangat bersama Ibu-ibu PKK Desa Kucur bersatu untuk menciptakan perubahan positif.
Kami mengadakan kegiatan bercocok tanam yang tidak hanya melibatkan tangan-tangan ahli dalam merawat tanaman, tetapi juga hati-hati yang berkomitmen untuk menghijaukan desa kucur ini.
Dalam sebuah upaya yang melibatkan setiap Ibu, kami bersama-sama menanam bukan hanya sekedar tanaman, melainkan harapan akan masa depan yang lebih hijau. Bercocok tanam bukan hanya tentang merawat tanaman, tetapi juga merajut hubungan yang lebih kuat dengan alam dan satu sama lain.
Baca Juga : Kapolres Blitar Ingatkan Pentingnya Kedisiplinan dalam Apel Jam Pimpinan
Kegiatan ini menjadi panggilan untuk kembali ke akar-akar kehidupan, menggali tanah dengan cinta dan membiarkan setiap tanaman menjadi simbol kebersamaan. Dengan setiap tangan yang merawat, Desa Kucur mengelilingi dirinya dengan taman-taman yang menyegarkan, menciptakan pemandangan indah yang tak hanya untuk mata, tetapi juga untuk hati.
Kegiatan bercocok tanam ini adalah jejak langkah hijau yang dibangun kelompok 18 dan Ibu-ibu PKK Desa Kucur. Kami telah menulis kisah tentang bagaimana kebersamaan, kepedulian, dan aksi nyata dapat membentuk desa yang lebih baik. Setiap tanaman yang tumbuh adalah bukti bahwa perubahan dimulai dari lingkungan Desa Kucur.
Kepada Ibu-ibu PKK Desa Kucur, terima kasih atas dedikasi, semangat, dan cinta yang telah ditanamkan pada kegiatan bercocok tanam ini. Mari bersama-sama melanjutkan perjalanan hijau ini, satu tanaman, satu langkah, menuju Desa Kucur yang hijau, berkelanjutan, dan penuh berkah!
Dengan kegiatan ini, Desa Kucur membuktikan bahwa kebersihan dan kehijauan bukan hanya impian, tetapi juga kenyataan yang dapat diciptakan melalui aksi bersama. Semoga kegiatan bercocok tanam ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk bergabung dalam perjalanan keberlanjutan.