free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

BMKG Sanggah BRIN, Benarkah Fenomena Rancaekek Tornado Pertama di Indonesia?

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

24 - Feb - 2024, 23:55

Placeholder
Puting beliung pada Rabu, 21 Februari 2024 Rancaekek, di kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia. (Foto: X)

JATIMTIMES - Terjadi pusaran angin kencang yang merusak sebagian wilayah Rancaekek, pada Rabu (21/2/2024) lalu. Fenomena yang terjadi di perbatasan Bandung-Sumedang tersebut menurut Peneliti BRIN diklaim sebagai tornado pertama di Indonesia. 

Merespons viralnya pusaran angin yang disebut tornado, BMKG Juanda buka suara. Melalui akun Instagram resminya @bmkgjuanda, BMKG Juanda menilai jika penyebutan tornado pada fenomena Rancaekek adalah halnya yang keliru. 

Baca Juga : Gedung Mts di Sumawe Malang Terendam Luapan Air Hujan

"Bener gak angin berputar di Bandung beberapa waktu lalu tornado pertama di Indonesia? Salah," tulis BMKG Juanda, pada Sabtu (24/2/2024). 

Menurut BMKG Juanda puting beliung adalah penamaan lokal untuk kejadian tornado yang terjadi dalam skala kecil. 

"Karena puting beliung hanya penamaan lokal untuk kejadian tornado yg biasa terjadi dalam skala kecil (FO-F1) di Indonesia," katanya. 

"Untuk istilah meteorologi secara Internasional, puting beliung juga disebut tornado meskipun kekuatannya kecil. Sebenarnya, tidak salah jika kakak menyebut itu Tornado," tandas BMKG Juanda. 

Namun menurut BMKG Juanda, penyebutan akan menjadi keliru, jika disebut sebagai tornado pertama di Indonesia. Sebab fenomena tersebut bukan kali pertama terjadi di Indonesia. 

"Tapi akan jadi SALAH kalau menyebut itu Tornado pertama di Indonesia. Selain itu, angin puting beliung yg terjadi di Jabar masih masuk kategori Skala Fujita FO-F1, karena menurut Data BMKG angin tersebut terukur pada kecepatan 36,8 km/jam. Jadi BUKAN hal yang baru pertama kali terjadi di Indonesia," pungkas BMKG Juanda. 

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Erma Yulihastin, ahli klimatologi dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), menyatakan bahwa angin yang merusak Rancaekek sangat mirip dengan tornado. Ia menjelaskan tornado berbeda dengan puting beliung. Tornado memiliki skala kekuatan angin yang lebih kuat dengan radius dampak yang lebih luas.

Lebih lanjut, Erma mengatakan jika puting beliung juga tidak berdurasi lama. Biasanya, puting beliung di Indonesia hanya terjadi sekitar 5-10 menit. Berdasarkan data sejarah, menurutnya, hanya ada satu fenomena puting beliung tak biasa yang terjadi selama 20 menit di Cimenyan pada 2021.

Baca Juga : KIP Kuliah Bisa Dipakai Daftar PTN Jalur SNBP, SNBT, Mandiri? 

"Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam," kata Eema lewat akun X miliknya, yang diunggah Kamis (22/2/2024). 

"Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99% alias mirip bingits!," imbuhnya. 

Erma menegaskan jika tim BRIN akan secepatnya melakukan investigasi dan rekonstruksi fenomena tornado Rancaekek. "Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yang tercatat sebagai tornado pertama ini," katanya.

Ia mengklaim peristiwa ekstrem pada 21 Februari 2024, seperti fenomena tornado pertama, sudah diprediksi oleh Kamajaya (Kajian Awal Musim Jangka Madya Wilayah Indonesia) yaitu sistem informasi prediksi iklim berbasis komputer milik BRIN.

"Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? Kamajaya sudah memprediksi 'extreme event' 21 Februari 2023," pungkas Erma.


Topik

Peristiwa BMKG BRIN Rancaekek tornado pertama



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Nurlayla Ratri