JATIMTIMES - Banjir yang merendam kawasan Trosobo dan beberapa titik di wilayah Kecamatan Taman, Sidoarjo kini mulai surut setelah beberapa hari ditangani menggunakan alat berat. Kendati begitu, operasional alat berat masih dilanjutkan untuk normaliasi Kali Buntung.
Berbeda dengan beberapa hari lalu, halaman Kantor Desa Trosobo dan mayoritas jalan desa yang sebelumnya tergenang banjir, kini juga terlihat mengering. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur (BPBD Jatim) terus meninjau perkembangan banjir di kawasan tersebut.
Baca Juga : Ricuh, Pengajian Ustaz Syafiq Basalamah di Surabaya Ditolak Banser
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dengan didampingi Kades Trosobo Heri Achmadi yang turun langsung ke lokasi juga mendapati banjir di mayoritas tempat yang sudah surut sejak Kamis (22/2/2024).
"Alhamdulillah, semuanya sudah surut. Yang tersisa, hanya di RW 02 dan RW 04 dengan ketinggian sekitar 5 cm," ujar Kades Heri Achmadi menyatakan rasa syukurnya.
Heri Achmadi kembali menyampaikan terima kasih kepada BPBD Jatim, Dinas PU SDA Jatim dan Pemkab Sidoarjo yang telah membantu menangani banjir di wilayahnya hingga surut seperti saat ini. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dibukanya dapur umum di SDN 1 Trosobo yang bisa membantu kebutuhan permakanan warga terdampak di desanya.
Sementara itu, Kalaksa Gatot Soebroto juga meninjau kegiatan normalisasi Sungai Buntung di Desa Tanjungsari yang menggunakan dua alat berat, yakni berjenis amphibi eksavator yang telah didatangkan BPBD Jatim dan long arm excavator yang didatangkan Dinas PU SDA Jatim, Selasa lalu. Saat ini, dua alat berat itu telah membersihkan eceng gondok, sampah dan pengerukan sedimentasi Sungai Buntung sepanjang 1,5 km.
"Normalisasi ini akan kita lanjutkan, karena masih ada tumpukan eceng gondok di sepanjang 1,5 Km lagi," ujar Kalaksa Gatot Soebroto.
Baca Juga : Gantikan Doddy Zulverdi, Erwin Gunawan Hutapea Dilantik Jadi Kepala Perwakilan BI Jatim
Dalam kesempatan ini, Kalaksa BPBD Jatim juga meninjau aktivitas dapur umum Tagana Dinsos Jatim yang masih memenuhi kebutuhan makan pagi dan makan siang warga hingga sekitar 1500 nasi bungkus.
"Dapur umum ini akan kita alihkan aktivitasnya ke RT RW biar pelayanan bisa semakin dekat. Ini sesuai keinginan warga," ujar Gatot Soebroto.