JATIMTIMES - Memiliki properti terlebih bagi kaum milenial merupakan sebuah hal yang diimpikan. Kepemilikan rumah memiliki arti penting bagi generasi milenial di Indonesia. Sebab, hal merupakan tonggak sejarah stabilitas keuangan dan investasi jangka panjang.
Selain itu, dengan meningkatnya harga properti dari waktu ke waktu, berpengaruh pada keinginan milenial memiliki properti. Tentu hal ini terkait pencapaian finansial yang besar dan simbol pencapaian keamanan pribadi dan keluarga.
Baca Juga : Berkas Kasus Perusakan APK Calon Anggota DPRD Blitar Masuk ke Kejaksaan Negeri
Dengan semakin banyaknya generasi milenial yang memprioritaskan kepemilikan rumah, hal ini mencerminkan aspirasi mereka akan masa depan yang stabil di tengah lanskap ekonomi yang berkembang pesat.
Lantas, seperti apa trend properti di kalangan milenial dan Gen Z?
Kolaborasi survei IDN dengan sebuah pengembang properti yang tumbuh pesat di Asia Tenggara, yakni 99 Group, menguak kondisi tren properti di kalangan milenial dan Gen Z melalui laporan bertajuk Indonesia Millenial Report 2024.
Dat data yang terkumpul dalam kurun Januari 2022 hingga 2023, menunjukkan bahwa generasi milenial lebih aktif mencari properti dibandingkan dengan Gen Z. Hasil survei, 64,6 persen milenial menunjukkan preferensi yang kuat terhadap properti. 64,6 persen responden melinial ini menyukai jenis properti rumah tapak.
Kemudian, ada 14,3 persen yang lebih menyukai jenis properti berupa lahan. Disusul 9,4 persen responden memilih properti berjenis apartemen. Di bawahnya ada 8,5 persen responden milenial memilih properti ruko.
Dalam pemilihan lokasi properti, milenial juga pilih-pilih dan tak sembarang dalam memilih lokasi properti yang ingin dibeli. Mayoritas mereka memilih lokasi properti yang ada di kota-kota besar di Indonesia.
"Jakarta memimpin sebesar 61,4 persen, diikuti oleh Bandung sebesar 11,3 persen, dan Surabaya sebesar 10,8 persen," tulis dalam laporan Indonesia Millenial Report 2024.
Sementara itu, terkait ukuran properti yang diinginkan, mayoritas milenial banyak mencari properti dengan luasan kurang dari 100 meter persegi. Ada milenial yang mencari lahan dengan luasan di bawah 30 meter persegi. Namun jumlahnya hanya 0,1. Ada 38,6 persen yang menyatakan mencari properti dengan luasan 60-100 meter persegi.
Kemudian, ada 16,9 persen responden yang mencari lahan dengan luasan 30-60 persen. Milenial yang mencari lahan luasan 100-150 meter persegi sebanyak 27 persen. Berikutnya 9,9 persen milenial mencari lahan dengan luasan 150-200 meter persegi.
Baca Juga : Antusias, 65 Tahanan Mencoblos di Rutan Polres Malang
Sedang milenial yang mencari properti dengan luasan 200 sampai 300 meter persegi sebesar 5,3 persen. Kemudian milenial yang mencari lahan dengan luasan diatas 300 meter persegi sebanyak 2,2 persen.
Begitupun dari segi harga properti, mayoritas milenial juga memilih properti dengan harga di bawah Rp 1 miliar. Secara rinci, ada 25 persen responden milenial mencari properti dengan harga di bawah Rp 400 juta.
Milenial yang mencari properti dengan harga kisaran Rp 400 juta hingga Rp 1 miliar sebanyak 32,3 persen. Untuk mereka yang mencari properti dengan harga Rp 3 miliar sebanyak 35,7 persen. Berikutnya properti dengan harga 3 Rp miliar hingga Rp 5 miliar sebanyak 5,1 persen.
"Generasi milenial relatif fleksibel terhadap kondisi bangunan, baik baru maupun sekunder," kutip dari laporan IDN.
Untuk diketahui riset ini dilakukan pada 29 Mei hingga 9 Juli dengan menggunakan metode kuantitatif. Responden yang terlibat sebanyak 560 responden dari kalangan milenial.
Dalam riset juga digunakan Metode kuantitatif dilakukan dengan menggunakan random sampling pada 10 kota dan aglomerasi di Indonesia (Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Palembang, Medan, Balikpapan, dan Makassar).