JATIMTIMES - Kondisi cuaca menjadi salah satu penentu keberhasilan dalam produksi garam. Ketergantungan pada cuaca ini tidak lain karena proses produksi garam sangat bergantung sekali dengan sinar matahari.
Untuk itu, ketika memasuki musim penghujan, menjadi kekhawatiran bagi para petani garam. Sebab proses produksi garam dapat tersendat. Garam dibuat dengan cara memanfaatkan air laut dan sinar matahari. Adanya curah hujan menjadi faktor pengurang evaporasi yang memberikan efek negatif pada proses pembuatan garam.
Baca Juga : Ganti Pengurus, Ini Susunan Direksi dan Komisaris Bank Jatim Terbaru
Namun, masalah terganggunya proses produksi yang dapat berimbas pada kelangkaan garam kini dapat terpecahkan. Seorang dosen dari dosen Universitas Brawijaya (UB), Andi Kurniawan, menemukan sebuah inovasi dalam memecahkan problem tersebut.
Sebuah metode inovatif, dibuat dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FKIP) itu. Metode yang dikembangkan adalah Greenhouse Salt Tunnel dengan metode “Continuously Dynamic Mixing". Penggunaan metode ini memiliki kelebihan dan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi.
Penggunaan metode ini akan mengurangi ketergantungan proses produksi garam terhadap kondisi cuaca. Dalam proses produksi garam, teknologi yang berkembang dalam mengatasi permasalahan cuaca selama ini menggunakan rumah kristalisasi garam tunnel bambu.
Namun, penggunaan material bambu untuk kontruksi rangka tunnel garam masih mempunyai kelemahan atau kendala. Sehingga hal ini tentunya mengganggu dalam proses produksi garam.
"Kendala yang dialami seperti umur bambu yang terbatas dan daya tahan yang singkat," jelasnya.
Dengan metode inovatif "Continuously Dynamic Mixing" ini, maka konstruksi rangka tunnel garam yang sebelumnya bambu digantikan dengan galvalum. Tunnel rangka galvalum dalam invensi ini dibuat berdasarkan masa umur rangka galvalum yang lebih lama dibandingkan dengan rangka bambu.
Rangka tunnel kemudian dipasangi plastik atau Geomembran HDPE. Untuk diketahui, bahwa Geomembrane HDPE merupakan geomembrane yang terbuat dari bahan khusus, yakni High Density Polyethylene. Sehingga, plastik ini memiliki tingkat polyethylene tinggi.
Baca Juga : Dorong Ketercapaian IKU di Awal Perkuliahan, Begini Pesan WR 1 UIN Malang
Plastik ini kuat dan kedap terhadap air. Selain itu, dengan pemasangan plastik ini, suhu dapat dipertahankan dengan derajat yang cukup tinggi.
Tentunya, desain kontruksi tunnel galvalum dibuat presisi agar bentuk tunnel menjadi rapi. Selain itu, dengan penggunaan rangka galvalum, maka lebih fleksibel karena dapat dibongkar pasang dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
"Melalui teknologi Continuously Dynamic Mixing, dapat mengoptimalkan proses pengolahan garam tanpa terlalu tergantung pada faktor cuaca," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi ini.
Saat ini, metode yang dalam proses pendaftaran paten ini melibatkan pendekatan baru dalam proses pengolahan garam yang memanfaatkan prinsip-prinsip kontinyu dan dinamis.
Aplikasi metode ini juga telah diterapkan pada sentra produksi garam Koperasi Pantai Cioleng Bahari dan Kugar Putera Pansela Cidahon yang berlokasi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Dan yang menggembirakan, bahwa aplikasi metode ini membuat kualitas garam yang dihasilkan berkualitas K1 (NaCl 95 persen) dan bisa memenuhi standar garam industri.