JATIMTIMES - Kelompok Militan Palestina Hamas akhirnya memberikan respon terhadap proposal gencatan senjata dengan Israel.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok militan Hamas mengatakan bahwa pihaknya telah menyerahkan tanggapannya terhadap kesepakatan gencatan senjata yang bertujuan menghentikan perang dengan Israel kepada mediator utama.
Baca Juga : Gagasan Asmualik untuk Masa Depan Kota Malang, Siap Jadi Garda Depan Teknologi
"Beberapa waktu lalu, gerakan Hamas menyampaikan tanggapannya terhadap kerangka perjanjian tersebut kepada saudara-saudara di Qatar dan Mesir," kata sebuah pernyataan, mengacu pada "gencatan senjata yang komprehensif dan penuh" dikutip dari AFP, Rabu, (7/2/2024).
Hamas menyebut, persetujuan tersebut bertujuan untuk "mengakhiri agresi terhadap rakyat kami, mengamankan bantuan dan tempat berlindung, rekonstruksi, mencabut pengepungan di Jalur Gaza, dan menyelesaikan proses pertukaran tahanan.
Kelompok militan tersebut selama lebih dari seminggu mempertimbangkan kesepakatan yang dibuat ketika mereka tidak hadir dalam perundingan Paris, ketika tekanan internasional meningkat untuk mengakhiri perang empat bulan tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengatakan Doha telah menerima tanggapan "positif" dari Hamas terhadap rencana gencatan senjata tersebut.
Perdana Menteri berbicara bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang kembali memulai tur krisis di Timur Tengah.
Blinken mengatakan tanggapan Hamas telah "dibagikan kepada Israel."
Baca Juga : Tim Hukum Ganjar-Mahfud di Banyuwangi Ancam Pidanakan Perusak APK
"Saya akan melanjutkan pembicaraan itu besok di Israel ketika saya berada di sana, dan kami akan bekerja sekeras mungkin untuk mencoba mencapai kesepakatan," kata Blinken, dikutip dari AFP, Selasa (7/2/2024).
Diketahui, perang Gaza meletus pada 7 Oktober dengan serangan militan Hamas yang mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Militan dari Gaza juga menyandera sekitar 250 orang. Israel mengatakan 132 orang masih berada di Gaza.
Sementara itu, Kampanye militer Israel telah menewaskan sedikitnya 27.585 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.