JATIMTIMES - Presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB) Satria Naufal Putra Ansar memberikan peringatan keras kepada seluruh masyarakat di Indonesia, jangan sampai rezim pemerintahan saat ini menjadi neo orde baru.
Pemuda yang akrab disapa Satria ini mengatakan, saat ini negara dalam kondisi darurat. Yakni darurat penegakan hukum dan darurat dalam hal etika demokrasi.
Baca Juga : Optimalkan Performa Dosen dan Reputasi Akademik, Ini Langkah Fakultas Humaniora UIN Malang
Untuk itu, para mahasiswa bergabung dengan seluruh unsur civitas akademika meluapkan keresahannya dalam delapan poin pernyataan sikap yang telah disepakati bersama. Keluarnya delapan poin pernyataan sikap tersebut akibat penegakan hukum dan etika demokrasi di Indonesia yang semakin menurun.
Menurutnya, kondisi saat ini seperti kembali pada masa orde baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto selama 32 tahun. Maka, Satria menyebut bahwa saat ini seperti kondisi dejavu kembali ke masa lalu.
"Ini rasanya dejavu dan pernah terjadi puluhan tahun lalu, ketika rezim orde baru memobilisasi kepentingannya dengan jalur ABG atau ABRI, Birokrat dan Golkar untuk menyapu bersih Pemilu saat itu," ujar Satria, Selasa (6/2/2024).
Berangkat dari kondisi puluhan tahun lalu, pria yang juga seorang aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini memberikan peringatan keras, jangan sampai rezim orde baru kembali bangkit dengan sebutan neo orde baru.
"Jangan sampai rezim hari ini memvalidasi sebagai neo orde baru yang memobilisasi kepentingannya dengan jalur baru, yakni ABI atau Aparat, Birokrat dan Istana," tegas Satria.
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB ini menuturkan, bahwa saat ini mahasiswa tidak memiliki keraguan ataupun takut untuk menyatakan sikap yang ditujukan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga : Giliran Civitas Akademika Universitas Brawijaya Bersikap Terkait Etika Demokrasi di Era Jokowi
"Mahasiswa tidak lagi ragu atau malu-malu, takut untuk menyatakan sikap yang tertuju pada Presiden Joko Widodo. Karena beliau saja terang-terangan punya political will untuk berpihak dalam Pemilu 2024," ujar Satria.
Disinggung mengenai gerakan mahasiswa di tengah situasi dan kondisi negara yang sedang disorot banyak pihak ini, Satria meyakinkan semua pihak bahwa mahasiswa akan selalu siap dan tidak tidur dalam mengawasi tindak-tanduk rezim yang cenderung menyimpag.
"Tagar #ReformasiLagi bisa digaungkan sebagai bentuk perlawanan mahasiswa untuk turun ke jalan dengan berlipat ganda," kata Satria.
Pemuda yang berprestasi di bidang akademik ini memberikan peringatan kepada Presiden Jokowi agar berhenti membuat sikap yang kontroversial dan cenderung memecah belah Bangsa Indonesia. Sehingga menambah keriuhan pada Pemilu 2024 dan membuat tidak luber dan jurdil.