JATIMTIMES – Asmualik bukan sosok asing bagi warga Kota Malang. Pria kelahiran 16 Januari 1969 ini merupakan Wakil Ketua II DPRD Kota Malang 2019-2024. Kiprahnya sebagai anggota legislatif kini berlanjut dengan pencalonannya kembali sebagai Caleg DPRD Kota Malang Dapil Blimbing Nomor Urut 1 dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Asmualik bercerita jika amanah yang diberikan selama lima tahun dalam kursi DPRD Kota Malang merupakan bentuk kepercayaan masyarakat Kota Malang. Saat ini ia kembali dipercaya untuk berjuang kembali melanjutkan perjuangan sebagai wakil rakyat di DPRD Kota Malang. Sehingga, beberapa program yang dikerjakan lima tahun sebelumnya optimis dapat ia perjuangkan kembali.
Baca Juga : Cak Imin Beberkan Tekad AMIN Usai Menang di Pilpres 2024
“Semoga masyarakat kembali memberikan kepercayaan itu kepada saya. Lima tahun ini merupakan bukti kepercayaan masyarakat, sekaligus harus sebagai bentuk evaluasi kinerja saya,” katanya pada Jatimtimes.com, Selasa (6/2/2024).
Selama menjabat sebagai wakil rakyat, Asmualik kerap gowes dan melalui berbagai jalur sempit dan gang-gang perumahan di Kota Malang. Dari sana ia banyak mendapat cerita dari masyarakat berkaitan dengan masalah perekonomian, kesehatan, hingga pendidikan. Beberapa keluhan itu menjadi catatan baginya untuk bisa diperjuangkan dalam forum di DPRD Kota Malang. Dengan harapan kebijakan yang dibuat tak memberatkan masyarakat.
“Dari bersepeda itu saya semakin dekat dengan masyarakat dan mendengar langsung keluhan masyarakat,” tambahnya.
Salah satu permasalahan yang banyak didengar berkaitan dengan masalah perekonomian. Tak sedikit pedagang kecil mengeluh lantran hasil jualan mereka berkurang banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Padahal, produksi yang dibuat jauh dikurangi. Alhasil, para pedagang kecil kebingungan saat hendak memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Menurut Asmualik, hal itu harus segera disikapi dengan kebijakan yang tepat. Pemerintah harus melakukan upaya dan inovasi agar ekonomi kerakyatan kembali berdikari pada masyarakat. Terlebih di era digitalisasi seperti sekarang, di mana masyarakat lebih banyak memanfaatkan teknologi untuk berbelanja kebutuhan primer ataupun sekunder.
Hal itu menurutnya cukup berpengaruh pada perputaran uang di lingkungan mayarakat. Karena yang biasanya dibelanjakan di toko kelontong sekitar rumah, kini berpindah dengan sistem belanja online. Hal ini tentu tak bisa dibendung, namun harus tetap disikapi dengan bijak agar kemajuan teknologi tetap selaras dengan ekonomi kerakyatan.
“Perlu ada kebijakan agar ekonomi kerakyatan kembali berputar,” imbuhnya.
Selain dilakukan pendataan, pelatihan dan penambahan fasilitas bagi ekonomi kerakyatan menurutnya perlu dilakukan. Salah satunya dilakukan dengan menambah fungsi pasar rakyat dan pasar tradisional sebagai destinasi wisata di Kota Malang. Tentunya harus ada penambahan fasilitas yang mendukung aktivitas masyarakat di dalam pasar. Di antaranya dengan menambah pernak-pernik yang khas juga meningkatkan kebersihan serta kenyamanan masyarakat saat berbelanja.
Di dalamnya juga bisa ditambahkan unsur seni dan kebudayaan. Selain itu juga bisa menjadi jujugan bagi wisatawan untuk berbelanjan oleh-oleh khas Malang untuk bisa dinikmati saat berwisata atupun dibawa pulang ke daerahnya masing-masing. Saat ini, Pasar Oro-Oro Dowo merupakan pasar yang dinilai telah menjadi percontohan pasar rakyat yang nyaman bagi wisatawan. Ke depan agar pasar rakyat yang ada dikemas serupa untuk meningkatkan nilai jual sebagai jujugan baru bagi wisatawan.
“Pasarnya nyaman, bersih, fasilitas lengkap, dan tentu ada tambahan lain yang bisa mendukung pasar sebagai destinasi wisata,” jelas Asmualik.
Selain itu, fokus lain Asmualik saat ini adalah pada sektor pendidikan hingga sektor kesehatan agar bisa dinikmati masyarakat dalam jangka panjang. Sehingga, kebijakan yang dibuat agar tidak hanya fokus pada kebutuhan saat ini saja, melainkan juga untuk kebutuhan di masa mendatang. Dalam bidang kesehatan misalnya, agar kebijakan tidak hanya fokus pada pengobatan masyarakat yang sakit saja, melainkan juga fokus dalam upaya pencegahan sakit.
“Itu bisa dilakukan dengan membangun fasilitas kesehatan yang bisa diakses masyarakat dengan mudah di ruang-ruang terbuka. Menyiapkan kebijakan untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat agar tingkat stress juga rendah. Perencanaan dalam kebijakan ini perlu dilakukan,” terang Asmualik.
