JATIMTIMES - Sejumlah daerah di Jawa Timur (Jatim) tercatat memiliki persoalan terkait anak berusia sekolah yang sudah menyandang status janda. Daerah mana saja yang paling banyak berkutat dengan masalah tersebut?
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan penjelasan lebih lanjut terkait janda usia sekolah atau yang disebut JUS ini.
Baca Juga : 6.000 Kasus Penyakit Jantung Terdeteksi di Kabupaten Malang, Paling Banyak Serang Laki-Laki
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati, menjelaskan bahwa istilah JUS ini diambil berdasarkan jumlah wanita yang menjadi kepala keluarga dan tercantum di Kartu Keluarga (KK) tanpa ada nama suami.
"Sebenarnya kalau JUS murni kami tidak ada data khusus. Dari Pendataan Keluarga yang BKKBN laksanakan tahun 2023 lalu ditemui KK usia muda 15-19 tahun, bahkan ada di bawah 15 tahun, yang notabene masih usia sekolah," ujarnya kepada JATIMTIMES, Jumat (2/2/2024).
"Karena kita menganut sistim paternalistik, biasanya kepala keluarga itu bapak. Peran tersebut akan digantikan kalau bapak tidak ada atau tidak berperan," sambungnya.
Lebih lanjut, diketahui data JUS di Jatim dengan usia di bawah 15 tahun sebanyak 856, sedangkan JUS usia 15 hingga 19 tahun jumlahnya sebanyak 2.922.
"Kabupaten tertinggi, dengan kepala keluarga perempuan di bawah usia 15 tahun sampai usia 19 tahun terbanyak yakni Kabupaten Malang, Jember, Probolinggo, Situbondo dan Bondowoso," jelas Maria Ernawati
Rinciannya, janda usia sekolah di Jember ada 189 orang, Probolinggo 162 orang, Situbondo 115, dan Bondowoso 89. Selebihnya, janda usia sekolah tersebar di daerah lainnya.
Sebelumnya diberitakan, banyaknya anak usia sekolah yang sudah menjanda tak lepas dari tingginya jumlah pernikahan dini di Jatim, yang berbanding lurus dengan tingginya angka perceraian.
Baca Juga : Klarifikasi Satria Mahathir 'Cogil' yang Ngaku Punya Bekingan, Usia Keluar dari Penjara Hanya 13 Hari
Salah satunya, perceraian usia muda, sehingga cukup banyak jumlah janda usia muda bahkan masih usia sekolah, yang disebut dengan istilah JUS.
"Mereka menjadi JUS karena terpaksa menikah dini karena kehamilan yang tidak diinginkan. Setelah melahirkan mereka bercerai," terang Erna.
