JATIMTIMES - Seleb TikTok Satria Mahathir atau kerap dikenal sebagai 'Cogil' (Cowok Gila) mengklarifikasi pernyataannya yang viral terkait mendapatkan privilege hingga perlakuan khusus selama ditahan di Rutan Polresta Barelang. Pernyataan klarifikasi itu disampaikan Satria dan diunggah di media sosial.
"Saya Satria Mahatir 'Cobat' Cowok tobat. Ingin klarifikasi beberapa hal yang sempat menjadi sorotan publik yaitu ketika saya podcast dengan Atta Halilintar dan juga sama yang Samuel Christ," kata Satria, dikutip dari TikTok @pupacogil, Jumat (2/2/2024).
Baca Juga : Klarifikasi Satria Mahathir 'Cogil' yang Ngaku Punya Bekingan, Usia Keluar dari Penjara Hanya 13 Hari
Satria menyebut pernyataan yang disampaikan di Podcast milik Atta Halilintar dan Samuel Crist itu tak bermaksud menjatuhkan instansi tertentu. Ia mengklaim pernyataannya hanya konten dan bagian dari branding personal dirinya.
"Perlu saya perjelas bahwa saya tidak pernah atau tidak sedang berusaha untuk menjatuhkan institusi maupun pejabat tertentu. Seluruh isi konten tersebut hanyalah hiburan semata karena bagian dari personal branding saya," ujarnya.
Satria juga mengklarifikasi dirinya dan rekannya yang terlibat kasus pengeroyokan anak anggota DPRD Kepri Nyanyang Haris Pratamura tak pernah mendapatkan perlakuan khusus di Rutan Polresta Barelang. Ia mengakui dirinya dan rekannya diperlakukan sama dengan tahanan lainnya.
"Saya tidak pernah diperlakukan secara khusus di mana berbeda dari tahanan-tahanan lainnya," ujarnya.
Satria juga menyebut saat proses perdamaian dirinya dan korban tidak mengeluarkan biaya apa pun. Ia menyebut perdamaian itu murni terjadi antara para pelaku dan keluarga korban.
"Kemudian saya tidak mengeluarkan uang seribu rupiah untuk proses restorative justice tersebut. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih," pungkas Satria.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Satria dipenjara mulai 6 Januari 2024 dan berselang 13 hari kemudian, ia mengaku telah bebas dari penjara. Kabar bebasnya Satria itu disampaikan dirinya sendiri saat menjadi bintang tamu di podcast Samuel Christ.
"Eh loe masuk penjara bro pas mau ngundang loe ke sini. Tapi cepet banget nih, cuma 13 hari," tanya Samuel Christ kepada Satria.
Satria pun menjawab dirinya memiliki hak istimewa karena punya bekingan. "Oh iya, privilege berlaku soalnya," jawab Satria.
Samuel Christ pun menanyakan hak istimewa yang dimaksud oleh Satria. Termasuk menanyakan soal pengaruh ayah Satria yang sebelum meninggal memiliki jabatan tinggi di kepolisian.
Menjawab pertanyaan Samuel pun, Satria mengonfirmasinya. Cogil tersebut mengaku jabatan tinggi ayahnya sebelum meninggal berpengaruh saat terseret kasus. Satria juga mengklaim jika mulai dari proses BAP sampai pencabutan berkas, dirinya diperlakukan dengan sangat baik.
"Mulai dari BAP sampai pencabutan berkas, semua mulai dari penyidik dan anggota itu memperlakukan kita semua dengan sangat baik," kata Satria.
Termasuk di dalam sel, ia mengaku mendapatkan sel istimewa. Yakni sel yang ditempati tidak bergabung dengan para napi lainnya, namun hanya sel untuk dirinya dan ketiga teman yang terseret kasus pengeroyokan. "Termasuk waktu di dalam sel, beliin rokok," ujarnya.
Baca Juga : Koordinator Gakkumdu Beberkan Kondisi Kabupaten Malang Paska-Pembakaran Bendera PDIP
"Masuk sel, tapi selnya ini kalau orang-orang pada umumnya itu kan mereka dipecahin gitu kan. Masuk sel ini bareng sama orang itu. Kalau gue enggak, gue dikasih kamar yang benar-benar kosong. Ya, cuma harus dirapiiin dan dibersihin. Terus kita isi berempat. Kan kita sepaket berempat. Emang udah titipan dari pimpinannya, buat gak dipisah, atau digabung sama yang kakap-kakap, kasus gede-gede," terang Satria.
Bahkan Satria mengaku tidak makan makanan penjara. "Jadi kita kadang di Go Food-in sama polisi yang jaga piket atau nggak, ada yang jenguk. Stok makanan udah ga pernah habis di dalam. Rokok pun udah terlalu banyak. Sampai paru-paru kita sakit," ujarnya.
"Jadi selain apa yang gue tadi sebut, gue bisa keluar kamar nih dibuka nih misalnya, kan ada lorong terus ada kayak hall gitu, titik-titik apel atau apa, gue bisa kesitu. Gue punya akses bebas buat kesitu. Tapi tergantung siapa yang lagi jaga," imbuhnya.
Samuel pun menanyakan soal kasus Satria yang diklaim oleh pihak kepolisian sudah dalam tahap damai sehingga Satria dan kawan-kawan bisa dibebaskan.
Merespons soal itu, Satria menegaskan jika damai itu terjadi karena banyak tekanan kepada pelapor atau anggota dewan. Selain ayahnya yang polisi, Satria mengklaim jika ada orang tua temannya yang juga menjadi anggota DPR. Sehingga 4 (terlapor) lawan 1 (pelapor) dinilai Satria kewalahan.
"Damai sih damai, tapi kan disisi lain kan, anggota DPR ini kan menerima banyak pressure dari pihak kita. Intervensinya kan di mana-mana ada. Jadi secara tidak langsung dia (anggota dpr) diteror dong," tegas Satria.
Sebelumnya, kasus pengeroyokan yang melibatkan Satria dihentikan. Korban yang merupakan anak anggota DPRD Provinsi Kepri mencabut laporan di Satreskrim Polresta Barelang.
“Pihak keluarga korban dengan keluarga para tersangka sudah damai. Pihak korban juga sudah mencabut laporan dan adanya mekanisme restorative justice,” ujar Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol R. Moch Dwi Ramadhanto.
la menjelaskan pemberian restorative justice tersebut sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan Hukum Pidana serta Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 8 tahun 2021 tentang penanganan tindak pidana berdasarkan keadilan restoratif. Pertimbangannya, beberapa tersangka masih di bawah umur dan belum pernah tersandung tindak pidana.
“Ada beberapa masih di bawah umur. Masa depannya panjang sehingga dilakukan restorative justice,’ ungkapnya.