JATIMTIMES - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu punya perhatian khusus pada peringatan Hari Kusta Sedunia atau World Leprosy Tahun 2024 ini jatuh pada hari Minggu 28 Januari. Hal itu dikarenakan, masih ditemukannya kasus kusta yang menyebabkan kematian. Tercatat ada 3 kematian karena kusta.
Data Dinkes menyebutkan untuk kusta tipe PB hanya terdapat 1 orang di Tahun 2023, saat ini tengah menjalani pengobatan bulan ke lima. Semetara jenis kusta tipe MB Tahun 2020 terdapat 2 kasus dengan RFT yakni Tes Fungsi Ginjal 2 orang.
Baca Juga : Melihat Vila Favorit Presiden RI Pertama di Kota Batu yang Masuk Cagar Budaya
Tahun 2021 ada 3 orang, dengan RFT 1 orang, meninggal dunia 2 orang. Kemudian di Tahun 2022 terdapat 3 orang, dengan RFT 1 orang, meninggal dunia 2 orang. Dan tahun 2023 ada 1 orang dalam pengobatan bulan ke enam.
“Meskipun Kota Batu bukan merupakan daerah endemis Kusta, tetapi setiap tahun masih ditemukan 1-3 orang penderita kusta baru,” kata Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana, Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Susana Indahwati, Senin (29/1/2024).
Kusta umumnya dapat ditangani dan jarang menyebabkan kematian. Namun penyakit kusta berisiko menyebabkan cacat. Hal ini membuat pasien kusta berisiko mengalami diskriminasi yang dapat berdampak pada kondisi psikologisnya.
Sebagai penyakit kelompok penyakit terabaikan, penyakit kusta perlu mendapatkan perhatian khusus. Karena itu dengan peringatan Hari Kusta Sedunia bertujuan untuk untuk menciptakan kesadaran terhadap stigma yang melekat pada penyakit ini.
“Dengan menyadarkan bahwa kusta adalah penyakit yang disebarkan oleh sejenis bakteri dan dapat disembuhkan, jadi bukan disebabkan oleh kutukan, guna-guna, makanan atau penyakit keturunan seperti yang masih banyak timbul anggapan di masyarakat,” imbuh Susan kepada JatimTIMES.
Baca Juga : Program Vaksinasi Polio Anak-Anak Putaran Pertama di Banyuwangi Melampaui Target
Hari Kusta Sedunia 2024 ini mengusung tema ‘Beat Leprosy’ atau ’Kalahkan Kusta’. Tema ini dipilih dengan dua tujuan yakni, menghapuskan stigma yang melekat pada kusta dan meningkatkan martabat orang yang terkena penyakit tersebut.
Tema ‘Beat Leprosy’ sebagai pengingat akan perlunya mengatasi aspek sosial dan psikologis penyakit kusta, selain upaya medis untuk menghilangkan penyakit tersebut. Tema ini menyerukan kepada dunia agar kusta tidak lagi menjadi sumber stigma, melainkan sebuah kesempatan untuk menunjukkan belas kasih dan rasa hormat kepada semua individu.
Untuk diketahui, Kusta merupakan penyakit menular, menahun terbagi menjadi 2 jenis yakni, kusta kering atau PB (Pausi Basiler/kuman sedikit) dan kusta basah atau MB (Multi Basiler/kuman banyak). Penyakit ini merupakan golongan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan.