JATIMTIMES - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali erupsi pada Sabtu (27/1/2024) siang ini. Kabar erupsi tersebut disampaikan melalui situs resmi ESDM.
Menurut laporan Petugas Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur Sigit Rian Alfian, erupsi Semeru terjadi sekira pukul 14.04 WIB. "Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Sabtu, 27 Januari 2024, pukul 14:04 WIB. Tinggi kolom erupsi tidak teramati," ungkap Sigit.
Baca Juga : Ini Cara General Manager Geopark Ijen Mengelola Pusat Informasi Geopark Ijen
Letusan Gunung Semeru juga disertai dengan laporan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) pada Gunung Semeru yang masih di status oranye. Status tersebut mengindikasikan adanya potensi erupsi dan meminta maskapai penerbangan untuk semakin waspada.
Warna status oranye juga diartikan sebagai letusan dengan kode yang berpotensi membahayakan penerbangan, sehingga setiap pesawat harus berhati-hati dan menghindari kawasan di sekitar gunung tersebut.
Sementara itu, kolom abu erupsi tidak teramati lantaran tertutup kabut. "Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 127 detik," tambah keterangan Sigit.
Sebagai informasi, status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level III (Siaga). Berdasarkan pengamatan hingga Sabtu (27/1/2024), Semeru mengalami 18 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 66-133 detik.
"1 kali gempa Guguran dengan amplitudo 3 mm dan lama gempa 58 detik. 2 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 5-7 mm, dan lama gempa 45-55 detik," tulis laporan Sigit, dilansir dari situs resmi Magma ESDM.
"1 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 20 mm, S-P 2.5 detik dan lama gempa 21 detik. 2 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 28-30 mm, S-P 12.5-20 detik dan lama gempa 53-80 detik," imbuh laporannya.
Baca Juga : Pesan Pak Wali saat Beri Pembekalan Petugas Caraka Pemilu 2024
Sigit juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," imbaunya.
Selain itu, Sigit juga meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
"(masyarakat diharapkan) Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkas Sigit.