JATIMTIMES - Keberadaan alat peraga kampanye (APK) semakin menjamur di Kota Malang. Terlebih di masa jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari mendatang.
Namun sayangnya, masih banyak APK yang dipasang asal-asalan. APK itu dipasang tanpa memperhatikan estetika kota, bahkan hingga tanpa memperhatikan keselamatan pengendara. Baik APK bergambar calon legislatif (caleg) DPR, DPRD provinsi, DPRD kota maupun APK bergambar calon presiden dan calon wakil presiden.
Baca Juga : Gibran Tuding Cak Imin Dapat Contekan dari Tom Lembong
Dalam hal ini, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Malang juga telah memberi tanda di sejumlah APK. Lebih tepatnya pada APK yang dinilai dipasang asal-asalan.
Hal tersebut tampak ada di beberapa APK yang terpasang di sekitar Kecamatan Lowokwaru. Stiker penanda tersebut berisi tulisan “APK Melanggar” dengan logo Bawaslu di atasnya.
Namun sayangnya, sepertinya stiker penanda itu tak cukup membuat efek jera. Sebab, ukuran stiker yang hanya sekitar 10 cm x 20 cm itu tak cukup menonjol untuk terlihat bahwa itu adalah penanda pelanggaran.
Dengan ukuran seperti itu, stiker tersebut juga tak tampak terlihat dari kejauhan. Apalagi jika dipasang pada APK yang berukuran lebih dari 1 meter dan dipasang di pinggir jalan.
Selain itu, pemasangan stiker tersebut tak cukup merata. Sebab, pantauan di beberapa lokasi, masih ada sejumlah APK yang dipasang asal-asalan tanpa ditandai dengan stiker tersebut.
"Kalau stiker begini ya hampir tidak kelihatan. Apalagi kalau sedang berkendara. Ukuran (stiker)-nya kecil. Kalau berusaha memperhatikan, malah membahayakan pengendara," jelas Akhmad Taufiq (27), warga Kecamatan Sukun.
Taufiq merasa bahwa saat ini banyak APK yang pemasangannya dinilai berbahaya. Seperti dipasang di pinggir jalan dengan aktivitas lalu-lintas yang padat dan menggunakan konstruksi seadanya.
Baca Juga : Tingkah Gibran Menunduk untuk Cari Jawaban Mahfud MD
"Baliho (APK) itu besar. Nah ini beberapa hari juga cuacanya sedang angin kencang. Kalau tiba-tiba terempas angin, kan bahaya. Apalagi di pinggir jalan yang lalu lintas nya padat," terang Taufiq yang sehari-hari banyak beraktivitas di wilayah Lowokwaru ini.
Sebagai warga Kota Malang, dia sebenarnya juga menyadari bahwa APK menjadi salah satu penanda akan datangnya pesta demokrasi. Terlebih untuk memeriahkan kontestasi politik lima tahunan.
"Ya paham lah, namanya APK pasti untuk kampanye. Tapi kalau dipasang sesuai aturan kan ya lebih bagus. Kalau asal-asalan, malah menjadi sampah visual," pungkas Taufiq.