JATIMTIMES - Satreskrim Polresta Malang Kota mulai melakukan penyelidikan ihwal kasus dugaan sekte pengabdi setan yang beredar viral di media sosial. Penyelidikan itu mulai dari pengumpulan data dan analisis video yang telah beredar.
Kasat Reskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan proses penyelidikan melalui digital forensik. Dalam hal ini melakukan pengumpulan dan analisis data dari berbagai sumber daya komputer yang mencakup sistem komputer, jaringan komputer, jalur komunikasi, dan berbagai media penyimpanan yang layak untuk diajukan dalam sidang pengadilan.
Baca Juga : Viral, Momen Penceramah Salah Sebut Dukungan Capres
“Saat ini kami sedang melakukan penyelidikan dan pendalaman melalui digital forensik terkait beredarnya video (sekte pengabdi setan) tersebut,” kata Danang kepada awak media.
Dijelaskan Danang, digital forensik sendiri merupakan langkah yang dilakukan polisi untuk mengidentifikasi konten video yang beredar. Harapannya diketahui siapa yang membuat sekaligus pengunggah konten video sekte pengabdi setan tersebut.
“Digital forensik itu untuk mengetahui metadata terkait konten sekte pengabdi setan itu. Terkait bagaimana konten itu, dibuat dimana, kapan dibuatnya,” beber Danang.
Diberitakan sebelumnya, media sosial tengah dihebohkan dengan kabar dugaan adanya sekte pemuja setan di Kota Malang. Kabar itu kali pertama muncul dari akun YouTube Lonceng Mystery yang mengundang Siska, seorang perempuan yang mengaku pernah jadi korban tumbal.
Dalam pengakuannya, pada 2014, Siska menjelaskan jika dirinya masih menjadi mahasiswa. Dia pun ingin menambah penghasilan sendiri di luar jam kuliah. Kemudian Siska ditawari oleh teman inisial S untuk menjadi tutor di salah satu yayasan pembelajaran atau bimbingan belajar.
"Diarahin ke bimbel aneh, yang ciptain kejadian ini. Kejadian ini membuat aku trauma. Bahkan untuk aku menyampaikan cerita ini perlu kesiapan yang luar biasa. Karena memang aku gak pernah cerita sama sekali tentang ini," kata Siska.
Awalnya Siska mengaku mengajar seperti biasa selayaknya tutor bimbel. Mengajar 1-2 bulan itu tidak terjadi apa-apa. Namun Ia mulai mengalami keanehan karena tidak pernah bertemu dengan ketua yayasan bimbel tersebut.
"Temanku yang menyarankan aku ke bimbel ini juga gak ngasih jalan untuk ketemu dengan ketua yayasan ini," katanya.
Siska pun mengaku semakin curiga lantaran bayaran menjadi tutor dinilainya lebih besar dibanding bimbel lainnya. Jika biasanya bayaran bimbel kala itu Rp 30 ribu perjam, namu ia mengklaim mendapatkan uang Rp 500-600 ribu perminggu.
"Karena aneh, takutnya ada apa-apa, keliru ngasih bayaran segitu, aku pingin ketemu sama beliau itu. Ternyata gak ditemui sama sekali oleh ketua yayasan. Banyak alasan, yang A yang B sama temanya ini tadi," ujar Siska.
Akhirnya setelah 4 bulan menjadi tutor, Siska diundang untuk datang ke seminar pada jam 23.00 WIB, di salah satu hotel Kota Malang. Tak sendiri, Siska mengatakan jika dari bimbel tersebut yang diundang ada 4 orang. Yakni Siska, inisial S (yang mengajak menjadi tutor), inisial A dan inisial T.
"Kita datang ke hotelnya udah ngrasa ini kayaknya bukan seminar deh. Seminar gak kayak gini. Waktu di gerbang sampai pintu masuk, itu lilin sudah berjajar. Kayak kita udah disambut. Kayak bukan tamu biasa. Hah ada apa ini," kata Siska.
"Kita masuk di salah satu aula yang didekorasi gelap. Aku langsung mikir ini sekte-sekte pemujaan. Meja disusun rapi. Yang datang pakai jas hitam semua. Kecuali kita yang 4 pakai batik, karena memang pulang ngajar langsung kesana," imbuh penjelasannya.
Siska pun mengatakan jika ketua yayasan bimbelnya itu perempuan sudah berada di aula tersebut, dengan mengenakan jas hitam. Dia pun merasa aneh karena di dalam ruangan seminar tidak ada yang mengobrol, hening dan sepi.
"Temenku dua ini A dan T cerita ke aku, mbak Siska, kayaknya yang di pintu tadi itu bukan anjing deh. Itu patung baphomet yang ada wadah kecil seperti berisi darah," cerita Siska.
Baca Juga : Toko Grabah di Tulungagung Terbakar, Asap Hitam Membubung
Saat berada di aula, Siska menyebut jika ada seorang pria memakai topeng berwarna hitam naik ke atas panggung. Siska pun memberanikan bertanya kepada ketua yayasan bimbelnya, namun hanya direspon dengan menoleh, dan tanpa bercerita apapun.
"Semakin takutlah aku. Mulai jam 11 juga. Lalu pria yang naik panggung berbicara soal jaringan jika yang di kabupaten berkumpul di sini, yang di kota berkumpul di titik sebelah ini. Aku ga paham apa yang dibicarakan. Akhirnya kami berempat bilang untuk meminta pulang. Cewek semua kan empat ini," jelasnya.
Saat pamit, kata Siska, ketua yayasan bimbel tersebut hanya mengangguk dan tidak mengeluarkan sepatah katapun. Akhirnya berempat lari dan sekitar 100 orang yang berada di aula itu pun melihat ke arah Siska.
Setelah pulang dari seminar itu, Siska mengaku mendapatkan beragam kejadian aneh. Pertama, teman Siska yang menginap di rumah dihantui pocong. Kedua, ibu Siska melihat Siska di kamar padahal sedang keluar.
"Ketiga, di pagi hari aku nganterin ibuk ke pasar. Pulangnya saat nyetir sepeda, ada yang mendorong aku dari belakang. Aku jatuh, ibuku terpental ke kanan. Aku jatuh telungkup ke aspal. Di belakangku udah ada bus. Bus ngerem mendadak. Posisi kepala dan ban bus hanya sejengkal. Aku pingsan. Helmku pecah jadi dua. Motor hancur," jelasnya.
Tak terima dengan beragam keanehan, Siska pun datang berkunjung ke rumah ketua yayasan bimbelnya. Dan ia bertemu tetangga ketua yayasan itu. Menurut tetangga, ketua yayasan itu kerap aneh karena tiap malam membuat lilin melingkar dan berbicara aneh di tengah-tengahnya.
"Karena pintu gak ditutup, aku masuk ke sana, ternyata ada 4 kertas, berisi biodata kita berempat. Tertulis nama, tanggal lahir, jam kelahiran, neton. Di lembar selanjutnya ada tulisan skenario dia bakalan meninggal," jelas Siska.
"Aku baca punyaku, gimana sih proses aku sama dia mau dijadikan tumbal. Proses kematianku itu tertulis pertama aku sakit, kedua aku kecelakaan, kepalaku kayak apapun ditulis sama dia. Ketiga kalau gagal aku bunuh diri," sambung ceritanya.
Membaca kertas itu, Siska pun merasa emosi dengan ketua yayasan bimbelnya itu. Dia pun melabrak hingga menjambak rambut ketua yayasan itu. Siska marah karena merasa tak saling kenal, namun malah hendak dijadikan tumbal.
"Ada Pak W (tetangga ketua yayasan) yang melerai. Akhirnya dibawa ke kelurahan, diadili dan si ibuk ini tadi disuruh keluar dari kampung itu," kata Siska.
Hingga berita ini diturunkan, video itu pun ramai ditonton sebanyak 121 ribu kali. Di media sosial platform X pun juga ramai. Banyak warganet yang penasaran dengan tempat-tempat yang dibahas oleh Siska.
"Penasaran hotelnya di mana ya itu," @awam******.
"Itu artinya hotel itu milik salah satu anggota yg ikut sekte itu. Gitu loh. Yg ikutan sekte ini orang2 level menengah ke atas," @dd*******.