JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang saat ini tengah fokus mengatasi permasalahan sampah, utamanya sampah plastik bersama Alliance to End Plastic Waste (AEPW) melalui peluncuran Tahap Lanjut Program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik.
Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto menyampaikan, bahwa Program Bersih Indonesia yang digagas oleh Pemkab Malang bersama AEPW dan didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI ini memiliki fokus pengolahan sampah plastik dan non-plastik.
"Karena ini proses pemilahan antara sampah plastik dengan sampah non plastik, tentu pemerintah daerah menyambut dengan luar biasa. Secara keseluruhan ini ditangani oleh dinas lingkungan hidup," ungkap Didik, Kamis (11/1/2024).
Mantan Ketua DPRD Kabupaten Malang ini mengatakan, bahwa program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik merupakan wujud keseriusan Pemkab Malang untuk mengatasi masalah sampah plastik di Kabupaten Malang yang tiap tahun jumlahnya mencapai 200 ribu ton.
Didik mengungkapkan, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Paras yang berada di wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang menjadi lokasi pelaksanaan tahap lanjut Program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik.
Untuk mendukung terlaksananya Program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik di TPA Paras, Pemkab Malang akan segera menyiapkan infrastrukturnya dan model teknologi yang akan digunakan untuk pemilahan sampah plastik dan non-plastik.
Pihaknya juga akan melakukan transformasi dari UPT ke Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk pelaksanaan Program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik di TPA Paras.
"Artinya saat dijadikan BLUD, target kita berati ada sebuah kemandirian, bagaimana infrastruktur ketenagaannya, maka ini harus dipersiapkan secara matang melalui program bersih indonesia ini kita berharap bisa terlaksana," ujar Didik.
Menurutnya, dengan berbagai upaya yang dilakukan melalui Program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang setiap tahunnya mencapai 200 ribu ton di Kabupaten Malang.
Sementara itu, Wakil Presiden Alliance to End Plastic Waste Nicholas Kolesch mengatakan, Kabupaten Malang dipilih menjadi pilot project Program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik karena Kabupaten Malang dapat berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik di masyarakat.
"Kami punya keyakinan DLH di sini sangat berkomitmen dalam program ini. Pak Tito dan Pak Renung sangat bersemangat membuat perubahan sistem manajemen sampah," ujar Nicholas.
Menurut Nicholas, model teknologi yang diterapkan di TPA Paras melalui Program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik ditargetkan dapat mengolah sampah plastik hingga 120 ton per hari.
"Nanti mungkin bisa ditingkatkan sampai 150 ton tergantung shiftnya seperti apa. Di permulaan kita mulai di angka 120, nanti naik ke angka 150 ton per hari," pungkas Nicholas.