free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Beredar Kabar Musim Hujan 2024 Akan Lebih Singkat dan Lebih Kering, Benarkah? 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

11 - Jan - 2024, 01:12

Placeholder
Perkembangan musim hujan di Indonesia hingga awal Januari 2024. (Foto: @infobmkg)

JATIMTIMES - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, musim hujan di Indonesia secara umum akan terjadi lebih lambat dari kebiasaannya. Sedangkan untuk akhir musim hujan sama dengan normalnya, sehingga membuat durasi musim menjadi lebih pendek dari kebiasaan. Mengapa demikian?

Dalam penjelasan BMKG melalui akun Instagram resminya, musim hujan di wilayah Indonesia sangat dipengaruhi oleh aktifnya Monsun Asia. Monsun Asia membawa massa udara lembab yang berasal dari Benua Asia menuju Benua Australia melalui Benua Maritim Indonesia.

Baca Juga : Kemenag Blitar Beri Pendampingan Trauma Healing bagi 17 Tersangka Kasus Penganiayaan Santri hingga Tewas

"Musim hujan dimulai dari bagian utara Pulau Sumatera menuju ke selatan secara gradual dan selanjutnya ke wilayah bagian timur Indonesia. Umumnya musim hujan akan mengalami puncaknya pada bulan Januari dan Februari, ditandai dengan hujan yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dan akumulasi curah hujan yang tinggi," ungkap keterangan BMKG. 

Namun, keragaman morfologi wilayah Indonesia yang terdiri dari perairan dan kepulauan, daratan pegunungan, membuat respon dari tiap wilayah terhadap Monsun Asia dan musim hujan juga berbeda-beda. Berdasarkan distribusi data rata-rata curah hujan bulanan, respon yang berbeda-beda ditunjukkan oleh 3 (tiga) pola hujan di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

● Pola hujan monsunal, wilayahnya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau dengan tipe curah hujan yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan dan satu puncak musim kemarau) 

● Pola hujan equatorial, wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial (dua puncak musim hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober. 

● Pola hujan lokal, wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan berkebalikan dari pola monsun. Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodial (satu puncak hujan), tetapi waktunya berlawanan dengan tipe hujan monsun. 

Selain itu terdapat wilayah-wilayah tertentu, yang memiliki karakteristik hujan yang tinggi sepanjang tahun ataupun kurang hujan sepanjang tahun. 

Selain itu, BMKG juga memprediksi curah hujan bulanan untuk periode Januari - April 2024. Berikut ini prakiraan BMKG untuk hujan Januari-April 2024: 

● Pada bulan Januari, sebagian besar wilayah Indonesia masih akan mengalami hujan pada kategori tinggi hingga sangat tinggi (300 - lebih dari 500 mm/bulan) 

● Pada bulan Februari, hujan di wilayah Indonesia diprediksi masih berada pada kategori menengah hingga tinggi (150 - 500 mm/bulan). Kecuali untuk wilayah Sumatera bagian utara, Sulawesi bagian utara, dan Papua Barat bagian utara yang diprediksi mengalami hujan bulanan pada kategori menengah (150 - 300 mm/bulan) 

● Pada bulan Maret dan April 2024, curah hujan bulanan di wilayah Indonesia diprediksi masih berada pada kategori menengah hingga tinggi (150 - 500 mm/bulan). Kecuali untuk sebagian wilayah Nusa Tenggara yang mengalami hujan pada kategori menengah. Kategori hujan ini (>150 mm/bulan) masih termasuk pada periode musim hujan menurut definisi musim BMKG. Oleh karena itu, BMKG memprediksi bahwa musim hujan masih akan berlangsung hingga April 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia. 

Sementara itu, BMKG juga membandingkan total curah hujan prediksi 2024, dengan normal periode 1991-2020 dan curah hujan 2023. Berikut ini perbandingannya:  

● Januari diprediksikan cenderung normal. Daerah yang diprediksikan mengalami hujan bawah normal adalah Lampung bagian selatan, Jawa, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara bagian tengah, Kalimantan Timur bagian utara, Maluku Utara bagian utara, dan Papua bagian tengah. 

Kesimpulan: Lebih basah daripada bulan Januari 2023 

Baca Juga : Polres Blitar Kota Gerebek Gudang Minuman Keras Ilegal, Tiga Tersangka Ditahan

● Februari diprediksikan cenderung normal. Daerah yang diprediksikan mengalami hujan bawah normal adalah Aceh bagian utara, Sumatera Utara bagian utara, sebagian Banten, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Yogyakarta, sebagian Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah bagian utara, Maluku Utara bagian utara, dan Papua bagian tengah. 

Kesimpulan: Lebih basah daripada bulan Februari 2023

● Maret diprediksikan cenderung normal. Daerah yang diprediksikan mengalami hujan bawah normal adalah Aceh bagian utara, Sumatera Utara bagian utara, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur bagian utara, Sulawesi Tengah bagian utara, dan Papua bagian tengah. 

Kesimpulan: Sama dengan bulan Maret 2023

● April diprediksikan cenderung lebih tinggi dari normal. Daerah yang diprediksikan mengalami hujan bawah normal adalah sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Jawa Barat, dan sebagian kecil Papua. 

Kesimpulan: Lebih basah daripada bulan April 2023. 

Berdasarkan pengamatan BMKG, hingga awal Januari 2024 ini sejumlah 61% wilayah Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim hujan. Musim hujan ini diprediksi mencapai puncaknya pada periode Januari dan Februari 2024. 

"Terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, sebagian besar Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, dan sebagian wilayah Sulawesi," demikian keterangan BMKG. 


Topik

Peristiwa Bmkg musim hujan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya