JATIMTIMES - Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai tampaknya berusaha melakukan lobi-lobi pada warga Desa Tlekung untuk kembali membuka akses TPS. Ini terlihat dari pertemuan tertutup dengan Kepala Desa Tlekung Sumardi bersama perwarkilan warga.
Pertemuan selama 1,5 jam itu berlangsung di Ruang Rapat Utama, Balai Kota Among Tani, Selasa (9/1/2023) malam. Warga menegaskan bahwa tidak ingin ada lagi tambahan volume sampah yang masuk ke TPA.
Baca Juga : Atap Musala di Malang Ambruk Usai Tersambar Petir, Kerugian Puluhan Juta
Kepala Desa Tlekung Sumardi ingin Pemkot Batu konsisten untuk tidak lagi menambah volume sampah di TPA Tlekung. Ke depan, warga meminta agar Pemkot Batu segera menyusun pedoman tata kelola sampah.
“Yang kemudian nantinya akan disosialisasikan kepada warga,” ujar Sumardi.
Meski demikian, Sumardi menyebut duduk perkara permasalahan sampah di Kota Batu tak hanya di TPA Tlekung. Melainkan TPS3R yang saat ini belum semua desa/kelurahan siap lantaran fasilitas sarana dan prasarana.
Sejak Agustus 2023 silam TPA ditutup, hingga saat ini masih terus ditemukan banyaknya sampah berkeliaran di sejumlah titik. Bahkan di jalan protokol, hingga disudut jalan-jalan. Padahal Pj Wali Kota kerap mendapati adanya hal tersebut tetapi tampaknya tidak ada solusi berarti.
Seperti yang dirasakan Irawati, salah satu warga yang mengaku kerap mendapati sampah dibuang sembarang tidak pada tempatnya. Hal ini terjadi pasca TPA ditutup. Tentu ini cukup merisaukan warga asli Kota Batu. Terlebih sebagai kota wisata, masalah sampah yang berlarut-larut ini tentu membuat citra buruk bagi wisatawan.
“Permasalahannya sekarang sampah di mana-mana. Pemkot Batu masih belum mendapatkan solusi yang tepat. Sehingga perlu secepatnya solusi supaya masalah sampah terurai,” terang Ira.
Ira pun ingin Pemkot Batu tegas mendirikan TPA di masing-masing kecamatan. Dengan ini, dirasa adil bagi masyarakat agar tidak merusak lingkungan salah satu kecamatan saja.
“Kalau bisa ada TPA di masing-masing kecamatan, ini solusi yang lebih baik. Apalagi Penkot Batu punya aset banyak,” ujar Ira, warga Desa Tlekung.
Sementara itu, dalam rilisnya, selama pertemuan selama 1,5 jam itu Aries menjelaskan duduk permasalah tentang mekanisme TPA dan 3 unit mesin incenerator baru di TPA Desa Tlekung.
Baca Juga : Sering Temukan Sampah, Warga Ingin Mesin Incenerator Fokus Atasi Sampah Lama di TPA
Pada mekanisme yang baru TPA bukan lagi tempat pembuangan akhir, tapi tempat pemrosesan akhir sampah. “Sekali lagi saya sampaikan bahwa TPA Tlekung bukan tempat pembuangan akhir sampah tetapi tempat pemrosesan akhir sampah,” ujar Aries.
Aries menjelaskan, kepada perwakilan warga yang darang 3 unit mensin incinerator difokuskan untuk mengolah sampah yang sudah ada di TPA Desa Tlekung. Kemudian sampah residu yang zero waste dan pengolahan sampah khusus warga Tlekung.
Sehingga tidak ada penambahan volume sampah, pencemaran air dan bau sampah. “Jadi bukan untuk pembuangan akhir sampah tapi untuk memproses sampah residu yang diolah sehingga tidak lagi menimbulkan pencemaran air maupun menimbulkan bau,” imbuh Aries.
Aries pun bersama Pemkot Batu meyakinkan akan terus mengawal proses tata kelola sampah di Kota Batu. Bahkan pihaknya merasa telah memenuhi seluruh tuntutan warga sehingga tidak perlu lagi ada penolakan dari warga Desa Tlekung
“Selama TPA Tlekung belum dibuka kami terus berjibaku dengan warga yang membuang sampah, mengecek TPS3R desa dan kelurahan yang belum berfungsi, dan terakhir mendatangkan mesin incinerator,” jelas pria kelahiran Makassar tersebut.
“Terima kasih kepada masyarakat Tlekung, akhirnya permasalahan pembukaan kembali TPA Tlekung dinyatakan tuntas,” tutup Aries.