JATIMTIMES – Sebanyak lima puluh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sidoarjo menjadi sekolah penerima manfaat program "Sekolah Toleransi" yang diselenggarakan oleh Komunitas Seni Budaya BrangWetan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sidoarjo.
Program bernama "Cinta Budaya Cinta Tanah Air" (CBCTA) ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2020 dan sekarang memasuki gelombang ketiga. Pelaksanaan program tersebut diselenggarakan pada Kamis (4/1/2024) di Ruang Pertemuan SMPN 2 Sidoarjo yang dihadiri oleh para kepala sekolah yang menjadi sekolah penerima manfaat dan Koordinator Pengawas (Korwas) SMP Sidoarjo.
Baca Juga : Ternyata Masih Ada Kaum Hawa yang Tak Pernah Make-up, Begini Hasil Surveinya
Menurut Ketua Komunitas BrangWetan sekaligus Direktur Program CBCTA #3, Henri Nurcahyo, lantaran keberhasilan dua gelombang itulah maka pada gelombang ketiga ini menyasar 50 SMP Negeri dan Swasta di seluruh Kabupaten Sidoarjo, yang terdiri dari 44 SMP Negeri dan 6 SMP Swasta.
Sebelumnya, pada gelombang pertama program CBCTA menyasar 5 SMP dan 5 SMA/MA, di 5 kecamatan di Sidoarjo sisi utara, yaitu Taman, Waru, Sukodono, Gedangan, dan Sedati. Gelombang kedua difokuskan di 3 SMPN dan 1 SMAN serta 1 Madrasah Aliyah.
Sedangkan 3 SMPN yang sudah Deklarasi "Sekolah Toleransi" pada gelombang kedua, yaitu SMPN 1 Taman, Waru, dan Gedangan, akan menjadi mentor dan Sekolah Percontohan Sekolah Toleransi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Dr. Tirto Adi, MPd, dalam sambutannya menyambut baik program dari BrangWetan ini sebagai satu-satunya program pendampingan Sekolah Toleransi di Indonesia yang dilaksanakan secara mandiri. Tirto mengharapkan agar para siswa memahami bahwa berbeda itu sebuah keniscayaan.
“Kita harus sepakat berbeda dan perbedaan itu memang ada. Jangan malah jadi pemicu perselisihan. Indonesia ini dibangun oleh semua pemuka agama termasuk penghayat kepercayaan. Demikian juga para Kepala Sekolah dapat mempresentasikan Sekolah Toleransi kepada pihak lain karena Sidoarjo akan menjadi percontohan daerah lainnya” Ungkap Tirto, Kamis (4/1/2024).
Baca Juga : Agar Rekrutmen Guru PPPK Tidak Merugikan Sekolah Swasta, Ini Langkah Dinas Pendidikan Banyuwangi
Tirto menambahkan jika belakangan kecenderungan bullying atau perundungan di Indonesia cenderung mengalami kenaikan. Baik perundungan fisik, psikis, juga kekerasan seksual. Karena itu diharapkan bahwa siswa SMP di Sidoarjo dapat menjadi pelopor dan percontohan pelajar Toleransi.
Kepala Bidang Penjamin Mutu Disdikbud Kabupaten Sidoarjo, Dr Netti Lastiningsih, juga mengapresiasi program dari BrangWetan ini. Pihak Dikbud sangat mendukung program ini.
“Saya sangat mengapresiasi program yang bagus ini. Sekedar informasi, acara Kampanye Sekolah Sehat pada bulan Mei 2024 mendatang pihak Dikbud juga akan bersinergi dengan BrangWetan untuk menggelar acara Gebyar Sekolah Toleransi," tutupnya.