free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Jokowi Bicara Soal Kemacetan: Kota Kecil Sekarang Juga Macet

Penulis : Mutmainah J - Editor : Nurlayla Ratri

02 - Jan - 2024, 18:12

Placeholder
Jokowi saat meresmikan 4 Terminal yaitu Terminal A di Purworejo, Wonosobo, Blitar dan Madiun didampingi Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. (Foto dari detik)

JATIMTIMES - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kemacetan yang terjadi hampir di semua kota di Indonesia. Jokowi mengatakan perlu ada dorongan terhadap transportasi massal.

Hal itu kata Jokowi karena semua orang kini sudah menggunakan kendaraan pribadi.

Baca Juga : Polemik Surat Suara Pemilu 2024 ke Taipei, KPU Mulai Kirim Hari Ini Lewat Pos

"Sekarang ini macet hampir ada di semua kota. Macet karena semua orang menggunakan kendaraan pribadi, mobil pribadi, sepeda motor yang sangat banyak. Sehingga keluhan-keluhan itu harus dijawab. Kota kecil pun sekarang sudah macet. Sehingga transportasi massal, transportasi umum harus terus didorong," kata Jokowi dalam sambutannya di Terminal Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (2/12/2024).

Jokowi lalu menyinggung sejumlah transportasi massal yang sudah dibangun di Jakarta meskipun belum selesai pengerjaannya. Dia mengatakan kerja pemerintah kejar-kejaran dengan kemacetan.

"Kita tahu di Jakarta sudah ada MRT meskipun belum selesai. Sudah ada LRT meskipun juga belum selesai. Sudah ada KRL juga masih belum cukup sudah ada kereta cepat membantu tapi juga baru sampai Bandung. Inilah kerja pemerintah yang kejar-kejaran dengan kemacetan-kemacetan di semua kota," ujarnya.

Lebih lanjut Jokowi mengatakan tidak mudah untuk membangun transportasi massal yang merata. Dia yakin transportasi di Jawa akan aglomerasi.

"Tidak mudah, tetapi kita harus berani membangun sarana dan prasarana yang mendukung transportasi masal yang mendukung transportasi umum meskipun banyak pro dan kontra. Misalnya pembangunan kereta cepat, tetapi antarkota di Jawa ini nanti pada suatu saat kotanya akan sambung menjadi aglomerasi," tuturnya.

Ia menilai jika transportasi massal tidak dibangun, maka akan terjadi kepadatan bahkan sampai stuck. Dia mencontohkan Jakarta di mana orang mau keluar rumah tetapi sudah macet.

Baca Juga : 10 Negara Timur Tengah yang Terseret Perang Israel dan Hamas, Ada Mesir dan Qatar

"Mau tidak mau kalau transportasi masalnya tidak terbangun akan stuck, macet dan bisa terjadi kalau itu tidak terbangun. Misalnya di Jakarta, keluar dari rumah mau ke jalan sudah mentok macet," ujarnya.

"Oleh sebab itu saya sangat menghargai pembangunan terminal 4 terminal oleh kementerian perhubungan di Purworejo, di Wonosobo, di Madiun, di Blitar. Karena ini akan memberikan dukungan sarana dan prasarana transportasi meningkatkan konektivitas antarkota, antar kabupaten, antar provinsi. Mestinya yang namanya terminal bus ya seperti ini, tadi saya sudah lihat ke dalam," ucapnya.

Jokowi tidak ingin terminal digambarkan sebagai tempat preman. Dia meminta semua terminal memiliki standar yang sama.

"Kalau dulu yang namanya terminal bus, imagenya adalah preman, ini sudah harus sudah hilang. Terminal bus adalah tempat pelayanan juga memberikan dukungan peningkatan ekonomi UMKM harus semuanya terlibat semua di dalamnya. Saya minta Pak Menhub di kota-kota lain juga harus dilihat agar terminal yang bagus tidak hanya di Purworejo saja di Wonosobo saja. TIdak hanya di Blitar tidak hanya di Madiun saja tapi di seluruh kota di Indonesia terminalnya memiliki standar yang sama," imbuhnya.


Topik

Peristiwa Jokowi macet terminal transportasi umum



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Nurlayla Ratri