JATIMTIMES - Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat meresmikan Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes, Minggu (24/12/2023) siang. Diresmikannya Warung Tekan Inflasi ini merupakan tindak lanjut atas naiknya sejumlah harga komoditi jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Di mana menurut Wahyu, Warung Tekan Inflasi yang berada di kawasan Pasar Terpadu Dinoyo ini merupakan bentuk intervensi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk mengendalikan inflasi.
Baca Juga : Tutup Tahun 2023, Masyarakat Kalipare Gelar Kalipare Culture Festival
"Dalam minggu terakhir, ada beberapa komoditi yang harganya naik. Hal itu membuat daya beli masyarakat terganggu, hingga menyebabkan inflasi," ujar Wahyu.
Untuk itu, keberadaan Warung Tekan Inflasi tersebut diharapkan bisa berkontribusi dalam menjaga daya beli masyarakat. Terutama di moment Nataru ini agar inflasi tetap dapat terkendali meski ada kenaikan harga sejumlah komoditi.
"Salah satu caranya melakukan intervensi pada komoditi tertentu dengan Warung Tekan Inflasidan pasar murah, agar harga-harga (komoditi) bisa tetap dijangkau masyarakat," jelas Wahyu.
Saat ini, warung tekan inflasi terdapat di 3 pasar. Yakni Pasar Terpadu Dinoyo, Pasar Blimbing dan Pasar Besar. Warung Tekan Inflasi ini memang diadakan khusus untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok saat Nataru.
Dimana Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyiapkan warung tersebut untuk beroperasi hingga 31 Desember 2023. Beberapa bahan pokok yang dijual di warung tekan inflas ini juga beragam. Seperti beras, lombok, telur, gula, bawang merah dan bawang putih.
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir sembakonya habis, karena jika habis akan langsung kami supply lagi," jelas Wahyu.
Dimaksudkan untuk menekan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat, tentu dalam pelaksanaan dan proses transaksinya akan diawasi. Dalam hal ini, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) akan melakukan beberapa pembatasan pembelian.
Baca Juga : Tungku Smelter PT ITSS Morowali Meledak, Puluhan Pekerja Jadi Korban
"Misalnya untuk cabai. Itu untuk masyarakat dengan kebutuhan rumah tangga, akan dibatasi maksimal 2 kilogram. Kalau untuk pedagang maksimal 10 kilogram, nanti akan diawasi sama paguyuban pedagang," jelas Kepala Diskopindag Kota Malang Eko Sri Yuliadi, Minggu (24/12/2023).
Eko mengatakan, dalam hal ini pihaknya memastikan bahwa bahan pangan atau sembako yang dijual di Warung Tekan Inflasi tersebut harganya lebih murah. Sebab dalam hal ini, untuk menentukan harga jual kepada masyarakat, Diskopindag tidak menambahkan biaya apapun.
"Jadi biasanya kan ada biaya transportasinya, itu ada subsidi. Jadi dipastikan harga di Warung Tekan Inflasi ini lebih murah dari harga pasaran," imbuh Eko.
Sebagai informasi, untuk beras yang dijual di Warung Tekan Inflasi mulai dari harga Rp 40 ribu hingga Rp 51 ribu per kilogramnya. Kemudian cabai merah Rp 39 ribu per kilogram, cabai rawit Rp 45 ribu per 5 kilogram, minyak goreng Rp 21 ribu dan telur ayam Rp 17 ribu per kilogramnya.
"Kalau jumlah stok (di Warung Tekan Inflasi) ini kondisional ya. Artinya kalau nanti ada yang habis, akan kami datangkan lagi. Itu anggarannya kami diakomodir melalui BTT (belanja tidak terduga), mencapai Rp 2 miliar," pungkas Eko.