JATIMTIMES - Anggota DPD RI yang juga aktivis perempuan Fahira Idris menyoroti debat cawapres yang bertepatan dengan hari ibu, yakni (22/12/23) kemarin.
Fahira mengatakan peringatan Hari Ibu menjadi momentum merayakan cinta kasih anak kepada ibu, dan rasa sayang seorang ayah kepada istrinya. Selain itu idealnya menjadi momen evaluasi, sudah sejauh mana kebijakan negara memuliakan para ibu yang sejatinya adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anak Indonesia menjadi generasi terbaik bangsa.
Baca Juga : KPU Bantah Beri Earphone ke Gibran: Semua Cawapres Pakai 3 Mic
Ia mengungkapkan makna peringatan Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember harus diperluas menjadi momentum untuk menyuarakan keresahan para ibu terhadap bangsa, kesulitan-kesulitan yang dihadapi di rumah tangga.
Fahira melanjutkan, sebagai pengingat untuk pemerintah karena masih banyak perangkat regulasi dan implementasi kebijakan yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat dari kualitas ibu rumah tangga di Indonesia.
"Peringatan Hari Ibu ini adalah momentum bagi capres-cawapres mendengar keresahan para ibu dan beri solusi. Mempersembahkan kasih sayang sejati untuk ibu-ibu Indonesia adalah saat negeri ini bisa menghadirkan harga kebutuhan pokok stabil, ibu hamil mendapat kemudahan agar tetap sehat dan bayinya tidak stunting, anak-anak bisa sekolah dengan tuntas dan berkualitas, pelayanan kesehatan di mana saja mudah digapai, terlindung dari KDRT dan anak-anak dijauhkan dari narkoba, miras, dan pornografi," jelas Fahira dalam keterangan tertulis, Minggu (24/12/2023).
Lebih lanjut Fahira mengatakan, dibalik baik atau buruknya situasi sebuah negara para ibu lah yang menjadi paling terdampak langsung. Karena saat harga kebutuhan pokok melambung, para ibu lah yang harus memutar otak agar dapur tetap 'ngebul'.
Fahira lalu mengungkit saat pelayanan kesehatan susah digapai para ibu lah yang berjuang agar bayi yang dikandungnya tetap sehat. Bahkan saat biaya pendidikan semakin meningkat, para ibu lah yang harus pandai berhemat-hemat agar bisa membayar keperluan sekolah atau kuliah anak.
Tak hanya itu saja, dalam menghadapi permasalahan sehari-hari, para ibu di Indonesia juga dituntut untuk menjadi guru pertama dan utama untuk anak-anak demi melahirkan generasi yang tangguh bagi kelanjutan bangsa.
Oleh karena itu Fahira menginginkan beban dan persoalan hidup sehari-hari para ibu harus diringankan, siapa pun presiden yang nanti memimpin Indonesia harus mampu menghadirkan situasi yang memudahkan para ibu.
"Saya mau ingatkan semua capres-cawapres yang saat ini sedang menebar janji, bahwa bangsa ini tidak akan pernah maju jika negara tidak berkomitmen meringankan beban para ibu lewat berbagai kebijakan, program dan aksi nyata. Kelanjutan bangsa ini ada di tangan para ibu, karena merekalah yang membentuk, mendukung, dan melahirkan generasi terbaik Indonesia untuk mencapai peradaban kelak," pungkas Fahira.