JATIMTIMES - KONI Kota Malang benar-benar akan menerapkan program sport tourism pada tahun 2024 mendatang. Hal itu seiring dengan menyambut gelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jatim 2025 mendatang.
Ketua KONI Kota Malang, R Djoni Sudjatmoko mengatakan bahwa pada tahun 2024 anggaran untuk sport tourism akan melekat pada cabang olahraga (cabor) binaan. Karena, Djoni melihat adanya peluang besar dari program yang saat ini tengah dimatangkan itu.
Baca Juga : Triwulan III Investasi Kota Batu Tembus Rp 173,616 Miliar, Pemkot Batu Kantongi Penghargaan
“Peluang besar di Malang Raya bukan hanya Kota Malang itu yang kita sambut. Jadi kalau misal menyelenggarakan event bola voli pada kota tujuan yang wisatanya masih kurang, belum tentu disambut oleh pengunjung,” kata Djoni, Sabtu (16/12/2023).
“Tapi kalau buat di Malang, event bola voli seperti kemarin itu, event kurang satu minggu tiket sudah habis. Nah ini kalau dikemas lebih bagus lagi, bakat wisata di sana akan hidup karena kolaborasi dengan wisata,” imbuh Djoni.
Selain wisata, Djoni mengaku bahwa program yang akan dijalankan tahun depan itu dapat berkolaborasi dengan dunia pendidikan. Karena nantinya kampus juga akan merasakan dampaknya.
“Karena kampus akan merasakan dampak. Kalau industri olahraga ini tumbuh, maka minat orang berpendidikan di Malang akan lebih tinggi lagi. Selain yang berprestasi, bisa diberikan beasiswa atau keistimewaan baik di kampus negeri atau swasta,” ungkap Djoni.
Istilah sport tourism sebenarnya bukan hal yang asing bagi pecinta olahraga. Namun menurut Djoni, tidak banyak yang mampu mengambil hal tersebut untuk menjadi sebuah terobosan yang besar. Sehingga, istilah hanya akan menjadi perkataan atau obrolan.
Baca Juga : PKB Jelaskan Maksud Anies soal 'Ordal', Tepis Sentilan Eks Jubir Timses soal TGUPP
“Jadi memang sport tourism ini peluang yang belum terlalu diambil. Sebenarnya sudah tapi masih sporadis, jadi belum diupayakan secara profesional,” beber Djoni.
Pria yang gemar joging ini mengaku tahun 2024 akan banyak event digelar. Karena menurutnya, jika hanya berlatih tanpa ada turnamen atau pertandingan, tentunya atlet atau cabor tidak akan bisa diukur kualitasnya.