JATIMTIMES - Gangguan mental rentan dialami oleh berbagai kelompok usia. Salah satunya adalah kelompok usia Gen Z. Sebuah survei menguak potensi ganguan gejala mental yang dialami oleh Gen Z di Indonesia.
Survei ini dilakukan pada 300 orang responden Gen Z yang berusia 11 sampai 26 tahun. Dari hasil survei, didapatkan hasil bawah ada 56 persen Gen Z yang merasakan gejala ganguan mental. Sementara mereka yang menyatakan tak merasakan ada gejala mental ada 44 persen.
Baca Juga : Waketum Gerindra Habiburokhman Tanggapi Pernyataan Mahfud, Lebih Parah dari Gibran
Gejala gangguan mental yang dialami Gen Z ada banyak jenisnya. Sebagian besar dari mereka adalah mengalami kecemasan dan ketakutan yang berlebihan. Bahkan mereka juga cenderung menutup diri dari lingkungan sosial. Kondisi emosional mereka juga mudah tersulut atau mudah tersinggung. "Mereka juga merasakan kelelahan yang berlebih, mengalami masalah tidur,
dan merasa putus asa dan tidak berdaya. Kemampuan mereka dalam mengatasi stres juga berkurang, merasa sedih berkepanjangan, mengalami perubahan suasana hati yang drastis, serta mengalami delusi atau halusinasi," kutip dari laman data Indonesia.
Lebih detail, mereka yang mengalami rasa takut dan cemas berlebihan ada 43,45 persen responden. Kemudian, lebih cenderung menarik diri dari lingkungan sosial ada 39,88 persen.
Disusul Gen Z yang mereka mudah tersinggung, sensitif ada 36,90 persen responden, Gen Z mengalami kelelahan yang berlebihan ada 35,71 persen, Gen Z mengalami masalah tidur ada 35,12 persen responden, Gen Z merasa putus asa dan tak berdaya ada 21,43 persen responden.
Berikutnya, ada Gen Z yang merasa tidka mampu mengatasi stress ada 20,24 persen responden. Kemudian, Gen Z mengalami sedih berkepanjangan juga dengan prestase 20,24 persen responden.
Selanjutnya ada Gen Z yang mengalami perubahan suasana hati yang drastis ada 16,07 persen responden. Dan terakhir gangguan mental yang dialami oleh Gen Z yang terakhir adalah mengalami Delusi atau Halusinasi. Proporsi mereka yang mengalami hal ini ada 4,17 persen.
Sementara itu, sumber pemicu Gen Z mengalami gejala gangguan mental sda beberapa hal. Masalah yang menjadi pemicu utama adalah kondisi keuangan atau ekonomi. Hal ini dinyatakan oleh 55,95 persen responden Gen Z.
Baca Juga : Pan de Regla: Roti Khas Natal dari Filipina
Selain itu, kesepian juga menjadi salah satu pemicu Gen Z mengalami potensi gangguan mental. Ada 42,86 persen responden yang menyatakan hal ini. Disusul 32,74 persen responden menyatakan pemicu gangguan pada Gen Z adalah karena trauma masa lalu.
Tuntutan dan tekanan pekerjaan yang tinggi juga menjadi pemicu masalah gangguan mental pada Gen Z. Proporsinya ada 30,36 persen.
Begitu pula dari internal keluaga juga menjadi sumber masalah mental yang dialami oleh Gen Z. Sebanyak 28,57 persen responden Gen Z menyatakan hal ini. Sisi lain, masalah percintaan atau kisah asmara juga jadi pemicu gangguan mental Gen Z. 25 persen responden mengungkapkan hal ini.
"Ada pula Gen Z yang mengalami masalah mental karena tekanan sekolah atau kampus serta penindasan atau bullying. Ini terlihat dari masing-masing persentasenya yang sebesar 17,86 persen dan 11,31 persen," kutip dari laman data Indonesia.