JATIMTIMES - Penanganan darurat bencana banjir di Dusun Beru, Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, masih berlangsung hingga Sabtu (9/12/2023).
Setidaknya ada 42 unit rumah terendam banjir. Yakni 23 rumah di RT 01 RW 06, 5 rumah di RT 01 RW 07, 12 rumah di RT 02 RW 07, dan 2 rumah di RW 02 RW 06.
Baca Juga : 4 Pejuang Pro-Hizbullah di Suriah Tewas Akibat Serangan Drone Tempur Israel
Banjir juga melanda tempat pendidikan agama, yakni TPQ Nurul Mutlaq.
Lalu, lahan pertanian seluas kurang lebih 1.700 meter persegi mengalami kerusakan. Rinciannya, 700 meter persegi milik Sulisman, 300 meter persegi milik Agung, 500 meter persegi milik HM. Yusuf, dan 200 meter persegi milik Suharmaji.
“Juga 4 lapak pedagang kaki lima dan toko terdampak banjir,” ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu Agung Sedayu.
Tim gabungan bersama Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai kini tengah melangsungkan kerja bakti melanjutkan pembersihan material lumpur yang tebal dengan menggunakan cangkul. Kemudian juga membersihkan sampah, ranting pohon, bambu, hingga gelondongan kayu di jalan maupun gorong-gorong.
Mobil tangki pemadam kebakaran milik Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan juga diturunkan untuk penyemprotan sisa lumpur di jalan. “Pengerahan alat berat dan kendaraan angkut sampah baik secara mandiri (dari warga) maupun Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang jiga dikerahkan,” terang Agung.
Banjir ini melanda kawasan tiga desa di Kota Batu, yakni Desa Bumiaji dan Desa Sumbergondo di Kecamatan Bumiaji serta Desa Sidomulyo di Kecamatan Batu, Jumat (8/12/2023) kemarin. Tiga desa tersebut dilanda banjir lantaran Sungai Paron di Desa Bumiaji meluber.
Baca Juga : Kawanan Tawon Vespa Serang Keluarga di Jombang, 1 Balita Tewas
Luberan itu terjadi akibat sejumlah faktor saat dilakukan pembersihan oleh tim gabungan di Sungai Paron. Yakni sampah, ranting-ranting pohon, hingga gelondongan kayu yang terbawa oleh aliran air.
Tak hanya itu. Jalan Dieng di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, juga tergenang material banjir. Akibatnya, kemacetan pun tak terhindarkan.
Kondisi ini mirip kejadian banjir bandang dua tahun silam, yakni tahun 2021. Hanya saja saat ini tidak begitu parah.
