JATIMTIMES - Belakangan ini media sosial platform X (Twitter) tengah ramai dengan unggahan video yang menunjukkan dugaan adanya iuran ASN untuk memenangkan salah satu calon presiden (capres). Unggahan itu awalnya diposting oleh akun anonim yang kerap membongkar kebusukan pejabat yakni @PartaiSocmed.
Update terbaru, akun tersebut mengatakan jika masyarakat Boyolali telah melaporkan semua nama-nama yang terkait dengan dugaan iuran tersebut ke KPK.
Baca Juga : Uang Jutaan Hingga HP Raib Dicuri, Korban Baru Tersadar Saat Hendak Salat Subuh
"Masih tentang pungli ASN Boyolali untuk kepentingan partai. Akibat postingan kemarin masyarakat Boyolali jadi berani melawan. Pungli dan korupsi pada kasus ini sudah dilaporkan ke KPK, mulai dari Bupati hingga nama2 koordinator paguyubannya kena lapor semua!," tulis PartaiSocmed, dikutip Rabu (22/11/2023) dengan mengunggah bukti laporan telah diterima di KPK.
Menurut Partai Socmed, dugaan pungli di Boyolali tersebut sangat sistematis berjenjang. Mulai dari ASN di Pemkab, ASN di Kecamatan, sampai ASN di lingkungan tempat tinggal.
"Pungli dilakukan dalam bentuk 'Paguyuban ASN'. Nomimalnya sesuai foto yang kami posting sebelumnya," tulis Partai Socmed dengan mengunggah ulang daftar iuran di Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali.
"Pungli ASN Boyolali ini kejam sekali, orang dipindah 40 km dari rumahnya sehingga setiap hari harus berjalan melewati hutan2 hanya utk melakukan pelayanan ke masyarakat. Banyak sekali testimoni2 yg masuk tapi mereka takut lapor. Sekarang sepertinya para pungli itu yg ketakutan," imbuh tulisan Partai Socmed.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, video viral dugaan iuran ASN dilakukan untuk memenangkan PDIP dan Ganjar Pranowo.
Dalam video yang beredar kali pertama memperlihatkan seorang perempuan berseragam PNS Pemkab Boyolali mengaku ada arahan dari bupati untuk memenangkan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.
Selain itu, perempuan itu juga menyebut ASN Boyolali ditarik iuran untuk pemenangan. Jika tidak mau akan dipindah yang jauh dari tempat tinggalnya. Disebutkan pula, dalam rekrutmen PPPK dari Pemdes mendapat rekomendasi dari orang partai, sehingga harus setor ke partai.
Tak hanya video, beredar juga daftar iuran ASN yang terkumpul hingga Rp 16 juta untuk pemenangan salah satu pasangan calon (Paslon). Potret daftar iuran yang viral tersebut tertulis terjadi di wilayah Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Baca Juga : Sidak Komisi IV DPRD Situbondo dan Disnaker ke Distributor Kopi Gadjah, Wartawan Dilarang Masuk!
Setelah video dan daftar tersebut viral, lantas beredar video pengembalian uang. Dalam video itu terlihat belasan orang yang diduga ASN Boyolali berkumpul dalam satu ruangan.
Undangan diduga pengumpulan ASN Boyolali untuk pengembalian uang iuran. (Foto: X @PartaiSocmed)
Salah satu pria yang mengenakan kemeja berwarna hitam di depan ruangan nampak membacakan kesimpulan rapat. Salah satunya terkait pengembalian iuran.
"Karena kita sudah bulat untuk dibubarkan, kita bubarkan. Kemudian uang yang sudah terkumpul kita bagikan," kata pria itu.
Pria berkemeja hitam itu berujar seluruh aksi atau dukungan yang dilakukan terhadap pasangan Capres-Cawapres menjadi tanggung jawab masing-masing.
"Setelah kita tidak ada organisasi ASN Paguyuban ini, nek panjenengan ada sikap, tindakan, perilaku, gerakan, mengarah ketidaknetralan menjadi tanggung jawab masing-masing," ucap dia.