JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang meminta bantuan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk memasarkan produk garam asli dari Malang Selatan.
Bupati Malang HM. Sanusi menyampaikan bahwa produk garam asli Malang Selatan diproduksi dengan teknologi tunnel. Yakni para petani garam mengolah air laut dari pesisir pantai Malang Selatan dan ditaruh pada sebuah tempat yang panjang dengan ditutupi oleh plastik.
Menurut Sanusi, dengan teknologi tunnel, garam yang dihasilkan akan bersih karena sangat minim atau bahkan tidak terkontaminasi oleh kotoran, baik kotoran hewan maupun debu.
"Sehingga menghasilkan garam premium yang sangat bersih, putih, bagaikan kristal. Ini baru di Kabupaten Malang yang bisa berbuat seperti ini," ungkap Sanusi usai melakukan panen garam tunnel di Kampung Garam Bajulmati beberapa waktu yang lalu.
Pria asak Gondanglegi, Kabupaten Malang, ini mengatakan, membuat garam dengan teknologi tunnel juga bertujuan untuk memanfaatkan lahan yang tidak menghasilkan di pesisir pantai Malang Selatan.
Pasalnya, luas lahan 5.000 meter persegi dapat menghasilkan delapan ton garam tunnel dalam waktu enam bulan. Uang yang dapat dihasilkan dari garam tunnel tersebut sebesar Rp 40 juta.
"Sehingga setengah hektare itu bisa menghasilkan Rp 80 juta dalam setahun. Harapannya satu hektare tanah di sini, itu bisa Rp 160 juta itu sudah di atas rata-rata hasil pertanian, baik padi maupun tebu yang rata-rata per hektare hasilnya Rp 100 juta," jelas Sanusi.
Maka dari itu, dengan potensi alam yang dimiliki dan cuaca yang mendukung untuk membuat garam tunnel, orang nomor satu di lingkungan Pemkab Malang itu pun berharap Pemprov Jatim juga memberikan perhatian dengan membantu pemasaran garam tunnel asli Malang Selatan ini.
"Ini tentunya mohon dukungan dari Pemprov Jatim tentang pengembangan garam tunnel dan distribusi pemasarannya," kata Sanusi.
Selain itu, Sanusi menuturkan, bahwa saat ini Pemkab Malang melalui Dinas Perikanan telah berupaya menjajaki kemitraan dengan pengusaha di Jepang untuk kegiatan ekspor garam tunnel.
"Dinas Perikanan sudah menjajaki ekspor ke Jepang. Kalau Jepang mau menerima atau negara lain mau membeli garam ini lebih nesar lagi, maka bisa diproduksi besar-besaran di Malang Selatan," ucap Sanusi.
Lebih lanjut, Sanusi juga meminta perhatian kepada pemerintah pusat terkait distribusi garam tunnel asli Malang Selatan ini. Pasalnya, potensi pasar ekspor sangat menjanjikan. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, menurut Sanusi hal itu sangat memungkinkan jika semua pihak mendukung pengembangan pembuatan garam tunnel asli Malang Selatan ini.
"Harapannya nanti bisa mencukupi garam di Indonesia. Di mana Indonesia yang merupakan negara maritim tapi harus impor garam. Sehingga nanti harapannya dari Disperindag atau Kementerian Perdagangan untuk kebutuhan impor bisa dicukupi dari Kabupaten Malang," pungkas Sanusi.