free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Jejak Sejarah Stasiun Tugu Yogyakarta: Dari Penjajahan hingga Kemerdekaan

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

08 - Nov - 2023, 16:26

Placeholder
Stasiun Tugu di Kota Yogyakarta.(Foto : Instagram @jogjascenery)

JATIMTIMES - Kekayaan warisan bersejarah di Yogyakarta adalah salah satu aset yang tak ternilai harganya. Dalam jantung kota ini, terdapat sebuah bangunan megah yang telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang kereta api di Indonesia. 

Stasiun Tugu Yogyakarta, dekat dengan Jalan Malioboro, bukan hanya menjadi stasiun utama di kota ini, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang mendalam. Bangunan ini telah diakui sebagai cagar budaya dan menjadi saksi perjalanan panjang kereta api di Indonesia. Mari kita gali lebih dalam tentang kekayaan warisan bersejarah ini, dan mengajak kita semua untuk menjaga dan merawat bangunan-bangunan bersejarah yang berharga.

Baca Juga : Menjelajahi Keindahan Pantai Papuma, Surga Alam di Kabupaten Jember

Pembangunan Stasiun Tugu Yogyakarta dimulai pada tahun 1887. Ini sejalan dengan perkembangan transportasi kereta api di Jawa yang dimulai dari pembangunan rel pertama di Semarang pada tahun 1864. 

Pembangunan jalur kereta api di wilayah Vorstenlanden, yang merupakan daerah di bawah kekuasaan empat monarki pecahan Kesultanan Mataram, dimulai oleh Nederland Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), perusahaan milik swasta. Misi utama pembangunan jalur ini adalah untuk memperlancar distribusi hasil perkebunan yang banyak terdapat di wilayah Vorstenlanden.

Pada tahun 1872, jalur kereta api mencapai Yogyakarta, dan Stasiun Lempuyangan diresmikan pada tanggal 2 Maret 1872. Setelah itu, Staats Spoorwegen (SS), perusahaan milik pemerintah, membangun Stasiun Tugu di sebelah barat Stasiun Lempuyangan, yang kemudian dikenal dengan nama Stasiun Tugu atau Stasiun Yogyakarta. Stasiun Tugu dibuka pada 2 Mei 1887, 15 tahun setelah Stasiun Lempuyangan.

Stasiun Tugu awalnya difungsikan sebagai tempat persinggahan pengangkutan barang hasil bumi dari Jawa Tengah. Namun, pada tahun 1905, stasiun ini mulai digunakan untuk melayani pengangkutan penumpang. Selain itu, stasiun ini menjadi perantara bagi para pejabat Belanda yang melakukan perjalanan darat.

Pentingnya Stasiun Tugu sebagai saksi sejarah kemerdekaan Indonesia terlihat ketika pada tanggal 28 September 1945, Angkatan Muda Kereta Api merebut kendali perkeretaapian dari tangan Jepang. Setelah itu, stasiun ini berada di bawah Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI), yang mengurus segala hal mengenai kereta api di Indonesia. 

Stasiun Tugu juga menjadi saksi peristiwa penting saat ibu kota Indonesia dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946. Pemindahan ibu kota ini terjadi akibat situasi Jakarta yang tidak aman akibat kedatangan Sekutu yang diboncengi oleh NICA.

Arsitektur Stasiun Tugu Yogyakarta memancarkan keunikan yang tak tertandingi. Dengan bangunan yang dikelilingi oleh peron dan jalur kereta api, stasiun ini memancarkan karakter arsitektur yang menggabungkan elemen-elemen dari berbagai periode sejarah. Dari depan bangunan, kita dapat dengan jelas mengenali ciri arsitektur langgam Indische Empire, yang menjadi populer pada akhir abad ke-19 dan berkembang menjadi gaya arsitektur kolonial modern pada awal abad ke-20 di Hindia Belanda.

Salah satu fitur khas Stasiun Tugu adalah susunan denah dan tampak bangunannya yang simetris, memberikan kesan kerapian dan kesederhanaan yang menawan. Di sini, kita tidak akan menemukan bentuk-bentuk yang berlebihan, melainkan ciri-ciri dari pengaruh Neo Renaissance yang menggambarkan kemewahan pada masa itu. Namun, terdapat pula pengaruh awal arsitektur modern yang kuat, terutama terlihat dalam ornamentasi bergaya Art Deco. Garis-garis vertikal dan horizontal yang terpadu dengan lubang-lubang dinding roster tidak hanya berfungsi sebagai elemen dekoratif, tetapi juga membantu dalam cross ventilation, menjadikan karakteristik khas bangunan ini.

Kedua sisi stasiun memiliki bangunan terbuka dengan struktur baja beratap lebar yang melindungi area peron dan emplasemen. Struktur ini merupakan hasil penyesuaian terhadap iklim tropis setempat, memberikan perlindungan dari cuaca ekstrem. Overstek dengan atap berbentuk busur ditambahkan untuk mengakomodasi pertumbuhan penumpang yang semakin meningkat.

Struktur baja yang menjulang dan menopang atap besar menciptakan perpaduan antara kekokohan dan keindahan dari konstruksi teknis. Di dalam bangunan stasiun, terdapat fasilitas loket, peron, ruang tunggu, dan kantor pengelola. Plafon, kolom, tiang, serta balok bangunan didominasi oleh warna putih. Kolom-kolom ini diberi kombinasi bahan keramik warna krem pada bagian bawah untuk mencegah kotoran dan memberikan estetika.

Baca Juga : Baznas Banyuwangi Himpun Dana Zakat Rp. 4,2 Miliar

Bukaan-jendela pada bagian atas dirancang dengan cermat untuk memecahkan masalah pencahayaan ruang dalam, menciptakan pencahayaan alami yang memadai. Kombinasi antara kolom beton pada bangunan utama dan tiang-tiang baja pada bangunan peron menunjukkan pemilihan material yang tepat sesuai dengan fungsinya. Struktur baja yang menopang atap besar memberikan perlindungan pada bangunan utama dan peron, menciptakan ruang yang nyaman bagi penumpang.

Stasiun Tugu Yogyakarta adalah bukti hidup seni arsitektur yang memadukan masa lalu dan modernitas. Bangunan ini menjadi contoh sempurna dari bagaimana kita dapat memelihara dan memanfaatkan warisan bersejarah dengan bijaksana. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kota Yogyakarta, Stasiun Tugu adalah penanda berharga bagi masa lalu dan masa depan, yang perlu kita jaga dan lestarikan bersama-sama.

Melihat pentingnya Stasiun Tugu dalam sejarah Yogyakarta dan Indonesia, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat bangunan-bangunan bersejarah seperti ini. Warisan bersejarah adalah bagian tak tergantikan dari identitas kita, dan mereka memberikan kita perspektif yang berharga tentang masa lalu kita.

Pemerintah harus terus mendukung pelestarian dan pemeliharaan bangunan bersejarah seperti Stasiun Tugu. Ini adalah tugas yang tak boleh diabaikan, karena bangunan ini bukan hanya sebagai monumen masa lalu, tetapi juga sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda. Memahami sejarah dan nilai budaya bangunan ini akan membantu masyarakat menghargai warisan mereka sendiri.

Sementara itu, masyarakat juga memiliki peran dalam menjaga kekayaan bersejarah. Kita semua dapat berkontribusi dengan tidak merusak atau merusak bangunan bersejarah, menghormati peraturan yang mengatur pelestariannya, dan menyebarkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya kita. Kita juga dapat mendukung upaya-upaya lokal untuk melestarikan dan merawat bangunan-bangunan bersejarah.

Selain itu, bangunan bersejarah seperti Stasiun Tugu dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk kegiatan budaya dan pendidikan. Dengan mengadakan tur sejarah, pameran, atau acara budaya di lokasi ini, kita dapat memberikan nilai tambah pada bangunan bersejarah ini dan memperluas pemahaman masyarakat tentang sejarahnya.

Kekayaan warisan bersejarah seperti Stasiun Tugu Yogyakarta adalah harta yang tak ternilai. Mereka tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan panjang kereta api di Indonesia, tetapi juga membawa kita kembali ke masa lalu yang berharga. Dengan menjaga dan merawat bangunan-bangunan bersejarah ini, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang akan tetap memiliki akses ke pengetahuan tentang sejarah dan budaya kita.

Oleh sebab itu, mulai dari masyarakat biasa hingga pemerintah, untuk bersatu dalam upaya menjaga kekayaan warisan bersejarah kita. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk melestarikan warisan budaya yang membentuk identitas kita. Dengan menjaga bangunan seperti Stasiun Tugu, kita tidak hanya menjaga masa lalu kita, tetapi juga memberikan warisan berharga kepada masa depan. 


Topik

Serba Serbi stasiun tugu sejarah stasiun tugu tugu yogyakarta



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana