JATIMTIMES - Seminar Nasional yang di selenggarakan oleh AMDIN (Asosiasi Mahasiswa Dakwah Indonesia) bertema Peran Pemuda dalam membangun Politik di Indonesia diselenggarakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Dalam seminar ini, di hadiri narasumber yang diantaranya, mantan Deputi Politik hukum dan Pertahanan Keamanan (Polhukhankam), Kementerian PPN / Bappenas, Slamet Soedarsono , ketua Bawaslu Tulungagung Pungki Dwi Puspito , M Habibi Syafi'uddin ( pengamat Politik) dan Gedong Maula Dosen Binus Malang.
Dalam paparannya, Slamet Soedarsono yang beberapa tahun belakangan ini sering sambang ke Kampung halamannya, di Blitar dan Tulungagung serta Kediri, mengatakan, Seminar Nasional yang diselenggarakan sebagai upaya tukar pikiran dengan Mahasiswa dakwah se-Indonesia.
Baca Juga : Turnamen Bola Voli Kapolres Cup Meriahkan Hari Jadi Tulungagung
"Tujuannya untuk membangun dialog tukar pikiran dengan mahasiswa untuk berbicara soal politik dan peran pemuda dalam membangun peradaban indonesia," kata Slamet Soedarsono, yang kini namanya tercatat dalam Daftar Calon Tetap (DCT) Pemilu 2024, dari PPP.
Lanjutnya, bahwa kunci perubahan bangsa ada di tangan pemuda karena pemuda hari ini adalah masa depan. "Jangan apatis melihat dinamika politik di Indonesia, mahasiswa harus berperan aktif ikut terjun langsung dalam rangka melakukan perubahan.," kata Slamet Sudarsono, Senin (06/11/2023), kemarin.
Diharapkan oleh Slamet, dengan diskusi ini akan terjadi satu muara gagasan yang sama dan bermanfaat bagi semua kalangan mahasiswa. "Kami ingin gagasan dari pusat dengan para mahasiswa frekuensinya sama," ujar mantan pejabat, asli Bendogerit, Sananwetan, Kota Blitar ini.
Dalam diskusi ini beliau berpesan dengan para mahasiswa untuk terus menjadi Agent Of Control dan Agent Of change pada pemerintah. "Jangan takut ketika menyuarakan aspirasi dan gagasan," terangnya.
Menurutnya, bangsa ini masih mempunyai banyak problem mulai dari Hak Azasi Manusia (HAM), Lingkungan, Korupsi , Radikalisme, kemiskinan dan Pendidikan.
"Mari sebagai generasi penerus ikut membantu menyelesaikan problem bangsa kita ini , karena saya yakin dengan hadirnya gagasan yang masih segar ini mahasiswa mampu memberikan sumbangsih untuk kemajuan Indonesia," jelasnya.
Pengamat Politik, M. Habibi Syafi'uddin (alumni S2 Universitas Indonesia Kajian Intelijen) dalam pandangannya menyampaikan demokrasi di negara ini, harus bareng-bareng dijaga sesuai amanat amandemen UUD 1945 antara tahun 1999 2000, 2001 dan 2002 yang berbunyi Masa jabatan presiden 2 periode, terbentuknya MK, terbentuknya KY dan pemilihan presiden secara langsung.
Baca Juga : Komunitas Startup Wadahi Entrepreneur Alumni Kampus Binus Uniiversity
"Karena saya meyakini Bahwa masih ada harapan dan cita-cita bersama untuk membangkitkan Indonesia dengan sistem demokrasi yang Pancasilais," tuturnya.
Di hadapan audien, Ketua Bawaslu Kabupaten Tulungagung, Pungki Dwi Puspito mengatakan mahasiswa harus ikut berkontribusi di penyelenggaraan Pemilu.
"Baik di KPU maupun Bawaslu ditingkatan yang paling rendah (desa) sekalipun, karena dari situ dapat belajar mengawal demokrasi yang luber dan jurdil," ucapnya.
Sementara itu, Mas Gedong Maula sebagai aktivis juga mengatakan bahwa hasil dari kebijakan demokrasi salah satunya terkait Isu lingkungan menjadi persoalan penting di Indonesia. "Karenanya, jangan kotori alam ini, tapi yang membersihkan anak cucu kita nanti," jelasnya.
