JATIMTIMES - Kota Madiun, sebuah kota yang telah lama menjadi tempat strategis di perbatasan dengan Kerajaan Kediri, mengagumkan dengan banyaknya bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Dalam perjalanan melalui waktu, Madiun telah menjadi saksi perjalanan sejarah Indonesia yang penuh dengan peristiwa dan transformasi. Namun, salah satu aspek yang paling mencolok adalah jejak perkeretaapian dan bangunan bersejarah yang melingkupinya
Baca Juga : Gunung Api Purba Nglanggeran, Ikon Wisata Gunungkidul yang Jadi Geosite UNESCO Global Geopark
Di tulisan ini, JatimTIMES akan membahas lebih dalam tentang bagaimana Kota Madiun telah berkembang dan mengintegrasikan warisan sejarahnya ke dalam keseharian, serta mengajak kita untuk merawat kekayaan bersejarah ini.
Kota Madiun, yang sejak zaman Kerajaan Mataram Islam telah menjadi tempat yang strategis, adalah rumah bagi sejumlah bangunan bersejarah yang mencengangkan.
Dalam perjalanan sejarahnya, Madiun telah mengalami perubahan signifikan, dan salah satu tonggak penting adalah ketika Hindia Belanda menguasai kota ini pada tahun 1832 pasca berakhirnya Perang Jawa 1825-1830 yang dipimpin Pangeran Diponegoro.
Saat itu, Madiun menjadi karesidenan yang vital, menarik orang-orang Belanda dan Eropa, terutama mereka yang terlibat dalam industri perkebunan dan perindustrian. Para kolonialis ini memilih Madiun sebagai tempat tinggal mereka karena pengembangan berbagai perkebunan dan pabrik di sekitarnya, seperti perkebunan tebu dengan pabrik gula, perkebunan teh, kopi, tembakau, dan lainnya.
Kehadiran perkebunan dan pabrik pengolahan hasil perkebunan membawa akibat yang signifikan pada kebutuhan sarana transportasi. Dalam hal ini, kereta api menjadi pilihan yang paling efisien. Jaringan rel kereta api di Kota Madiun dibangun oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) dan mulai beroperasi sejak tahun 1882. Pada masa itu, Madiun menjadi pusat yang padat jalur kereta api, terutama jalur kereta api tebu yang beberapa diantaranya terintegrasi dengan jalur kereta api Madiun-Ponorogo.
Salah satu keistimewaan Kota Madiun terkait dengan perkeretaapian adalah keberadaan industri kereta api PT INKA. PT INKA adalah perusahaan pembuat gerbong dan kereta penumpang yang teknologinya sudah canggih dan fasilitasnya modern. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1981 dari fasilitas bengkel lokomotif uap yang berlokasi persis di samping Utara Stasiun Madiun.
Saat ini, perusahaan ini telah tumbuh menjadi perusahaan skala besar dan satu-satunya di Asia Tenggara yang bergerak di bidang perkeretaapian, sehingga produknya telah dikenal hingga mancanegara. Inilah yang membuat Madiun kaya akan sejarah perkeretaapian, baik di masa lalu maupun yang akan menorehkan sejarah kereta api di masa depan.
Stasiun Madiun terletak di Madiun Lor, Manguharjo, Madiun, dan menjadi pusat Daerah Operasi (DAOP) 7. Stasiun ini melayani perjalanan kereta api ke berbagai kota tujuan seperti Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta dengan berbagai kelas, mulai dari ekonomi, bisnis, hingga eksekutif.
Baca Juga : Buntut Bocah MI Alami Luka Sayat, DP3A Kabupaten Malang Imbau Guru Edukasi Murid Bahaya Bullying
Stasiun Madiun adalah stasiun satu sisi dengan bangunan utama yang terletak sejajar dengan rel dan emplasemen. Meskipun sebagian besar bangunan stasiun telah mengalami renovasi, beberapa elemen bangunan lama masih dapat ditemukan, seperti pintu besar berbentuk persegi pada ruang peron.
Bangunan stasiun ini berkesan luas dengan langit-langit tinggi berwarna krem dan penutup lantai keramik warna putih, menciptakan kesan bersih dan modern. Ruang loket penjualan karcis juga mengikuti suasana yang sama dengan lobby, tetapi memiliki ketinggian langit-langit yang lebih rendah. Bangunan emplasemen, dengan struktur atap pelana bentang lebar, menjulang kokoh dengan kuda-kuda baja dan penutup atap seng gelombang yang menaungi dua jalur lintasan rel dan peron.
Puncak atap sedikit diangkat untuk memberikan sirkulasi udara yang baik, menjadikan ruang di bawahnya terasa lebih sejuk. Konstruksi kolom penyangga bangunan emplasemen, yang terbuat dari besi, menunjukkan adanya sisa dari bangunan lama yang menjadi ciri khas konstruksi yang dibangun pemerintah Hindia Belanda pada awal abad ke-20.
Merawat bangunan bersejarah seperti Stasiun Madiun adalah tanggung jawab bersama. Kekayaan sejarah ini adalah warisan yang tak ternilai harganya, yang mengingatkan kita pada perjalanan panjang yang telah dilalui oleh kota ini. Dengan menjaga dan merawat bangunan-bangunan bersejarah ini, kita tidak hanya melestarikan sejarah, tetapi juga menjadikannya sebagai aset berharga yang dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.
Kota Madiun telah memadukan sejarahnya yang kaya dengan perkembangan modern. Di tengah gemerlap masa kini, bangunan bersejarah ini tetap menjadi penanda jelas bagi kita bahwa sejarah adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan ke depan. Kita diingatkan tentang peran penting yang dimainkan oleh perkeretaapian dalam perubahan kota ini, dan kita diberi kesempatan untuk merasakan dan menghargai warisan ini. Dengan menjaga bangunan bersejarah, kita memastikan bahwa cerita Kota Madiun akan terus hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang. Dengan demikian, mari bersama-sama menjaga dan merawat kekayaan bersejarah yang berharga ini, agar Kota Madiun terus menjadi saksi perjalanan sejarah yang mempesona.