JATIMTIMES - Pada ribuan abad silam, Mesir menjadi saksi sejarah kehidupan seorang wanita yang hatinya dipenuhi keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Saat itu tanah piramida dikuasai Firaun yang bengis. Ia memaksa seluruh rakyat Mesir menyembahnya.
Saat itu, Allah telah mengutus Nabi Musa untuk menyelamatkan Bani Israil dari kekejaman sang raja. Namun, Firaun teramat kejam hingga mereka yang beriman begitu takut untuk menampilkan keimanannya kepada Allah. Salah satu yang bersembunyi keimanan tersebut yakni seorang wanita bernama Masyithah beserta keluarganya.
Baca Juga : Mengantuk Diduga Jadi Penyebab Kecelakaan Maut di Pakisaji
Masyithah merupakan seorang wanita yang bekerja menjadi tukang sisir dari putri Fir'aun. Namun meski telah bekerja untuk putrinya, Masyithah dan keluarganya harus mati secara mengenaskan ditangan Fir'aun.
Lantas, bagaimana kisah Masyithah ini, simak kisahnya berikut ini.
Dilansir dari akun Tiktok @story.i.a, suatu hari Masyitah akan menyisir rambut putri Firaun. Namun sebelum ia melakukannya, secara spontan dirinya mengucapkan kata Bismillah. Lalu sang putri pun mendengarnya dan heran, mengapa pelayannya itu menyebut nama Allah Subhanahu wa ta'ala ketika akan merapikan rambutnya.
Tidak tinggal diam, sang putri pun langsung mengadukan hal tersebut kepada ayahnya. Mendengar penjelasan sang putri, Firaun kemudian marah besar dan langsung memanggil Masyitah datang ke hadapannya.
Ketika Masyitah hadir, Firaun langsung menginterogasinya dan dipaksa mengaku kalau sudah mengikuti ajaran Nabi Musa dan Harun Alaihissallam.
"Hai Masyitah, kudengar dari putriku, kau dan seluruh keluargamu telah mengikuti ajaran Musa dan Harun! Benarkah berita itu?" tanya Firaun.
"Benar! Aku dan seluruh keluargaku telah menjadi pengikut Musa. Ketahuilah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah! Termasuk dirimu!" terang Masyitah.
Mendengar hal itu, Firaun menjadi murka. "Baiklah, kalau kau tetap pada pendirianmu. Kamu dan keluargamu akan dimasukkan ke kuali itu," kata Firaun sambil menunjuk ke sebuah kuali besar berisi air mendidih.
"Azab Allah di akhirat lebih aku takutkan, daripada hukumanmu," jawab Masyitah.
Ternyata ancaman Firaun bukanlah omong kosong. Satu per satu keluarga Masyitah mulai dimasukkan ke kuali. Sampai akhirnya giliran anaknya yang masih bayi. Kala itu iman Masyitah mulai diuji dengan rasa sayang seorang ibu.
Baca Juga : Terkait Serangan Kwangwung pada Kelapa, Disbun Jatim Tangani Setelah Pengendalian Hama Uret
Akan tetapi keajaiban terjadi, bayi Masyitah tiba-tiba dapat berbicara. "Wahai Ibu! Janganlah engkau ragu. Sesungguhnya engkau di jalan yang benar. kelak kita akan berkumpul lagi di dalam surga Allah yang penuh kenikmatan."
Mendengar perkataan tersebut, tanpa ragu lagi Masyitah pun terjun bersama bayinya. Ia pasrah dan percaya bahwa semua ini adalah ketetapan Allah Subhanahu wa ta'ala, kemudian dia dan seluruh keluarganya mati syahid.
Keshalihahan Masyitah pun sampai tercium aromanya oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Ketika beliau melakukan Isra Miraj ditemani oleh Malaikat Jibril.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, "Wahai Jibril , aroma wangi apa ini?"
Jibril menjawab, "Ini adalah aroma Masyithah, penyisir rambut keluarga Firaun beserta anak-anaknya."
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, "Bagaimana ceritanya?"
Kemudian Jibril mengisahkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana cerita tersebut.