free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

Upacara HSN 2023, Rektor Unisma: Semangat Santri Harus Jadi Bagian dari Mahasiswa

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Dede Nana

22 - Oct - 2023, 19:20

Placeholder
Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi saat memberikan sambutan dalam kegiatan upacara Hari Santri Nasional 2023 (ist)

JATIMTIMES - Civitas Akademika Universitas Islam Malang (Unisma) gelar Upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023. Kegiatan ini digelar di Halaman Kampus Unisma, Sabtu (22/10/2023).

Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi menyampaikan, HSN diperingati setiap 22 Oktober. Kegiatan ini menjadi momen dalam rangka untuk mengembangkan spirit baru, spirit jihad pengembangan intelektualitas maupun kualitas, untuk melangkah maju berkembang dari berbagai sisi. 

1

"Karena saat ini, kita tidak dalam konteks jihad fisik, melainkan jihad ilmiah," jelas Maskuri.

Baca Juga : Hari Santri 2023, Ini Rangkaian Kegiatan MWC NU Tuban

Lanjut Maskuri, bahwa santri merupakan orang yang memiliki sikap penuh kesederhanaan dan memiliki akhlak yang terpuji. Bukan hanya itu, seorang santri memiliki jiwa bersosialisasi, kebersamaan  dan jiwa gotong-royong serta memiliki semangat perjuangan yang tinggi. 

Bahkan, seorang santri juga banyak menghabiskan karya-karya yang monumental. Sehingga, dengan berbagai sikap positif yang dimiliki santri, tentu hal ini harus menjadi bagian dari semangat para mahasiswa dalam  memetik makna HSN. 

3

"Santri di mata Unisma adalah generasi yang memiliki talenta unggul. Secara spesifik keunggulannya dia di samping memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi juga memiliki moralitas yang kokoh," katanya.

Rektor yang selalu menunjukkan semangat menggelora ini menambahkan, bahwa bangsa dan negara ini akan tegak jika didasari dengan moralitas, bukan didasari oleh syariat. Syariat itu justru berada setelah moralitas. 

Maka ketika BPUPKI merumuskan sila pancasila yang pertama, pada saat itu terdapat kalimat menjalankan syariat agama Islam sesuai dengan pemeluknya. Hal ini memicu kontra dari orang-orang Indonesia Timur, di mana kemudian mengusulkan bagaimana kalimat itu bisa dihilangkan.  

2

Kemudian KH Wahid Hasyim sebagai salah satu anggota BPUPKI menyampaikan hal tersebut kepada Hadratussyekh. Hadratussyekh kemudian melakukan istikharah sampai 3 hari, yang pada akhirnya setuju dengan menghilangkan tujuh kalimat menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

Baca Juga : Gibran Akan Jadi Cawapres Prabowo: Ini Kata Puan

"Ini etika, ini akhlak, ini moral menjunjung tinggi kebhinekaan," pungkasnya.


Topik

Pendidikan unisma hari santri nasional 2023 rektor unisma kampus unisma



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Dede Nana