JATIMTIMES - Konflik Israel dan Hamas terus memanas hingga ribuan korban jiwa berjatuhan. Setelah serangan besar mengejutkan yang dilancarkan Hamas lewat ribuan roketnya pada Sabtu (7/10), Israel membalas dengan menyatakan perang terhadap kelompok militan Palestina itu.
Bantuan demi bantuan terus datang kepada Israel untuk meratakan tanah Hamas. Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim mengatakan jika Malaysia tidak setuju dengan tekanan Barat untuk mengutuk milisi Palestina, Hamas.
Baca Juga : Gugatan Usia Capres-Cawapres Dikabulkan MK, Hakim Beberkan Alasannya
Ia mengatakan jika dalam sejarah pertempuran, negara-negara Barat berulang kali meminta Malaysia agar turut mengutuk Hamas.
Anwar menyebut jika negara-negara Barat itu sendiri tidak pernah memberikan rincian yang jelas mengapa mereka meminta hal itu pada Malaysia.
Anwar Ibrahim kemudian menegaskan jika Malaysia sendiri memiliki hubungan dengan Hamas. Dan hubungan itu kata Anwar akan terus berlanjut.
"Saya katakan bahwa kami, secara kebijakan, memiliki hubungan dengan Hamas dari sebelumnya dan ini akan terus berlanjut," kata Anwar kepada parlemen, dikutip kantor berita Reuters dan The Star, Senin (16/10/2023).
Dengan alasan itulah, Anwar menambahkan Malaysia menolak sikap Barat yang menekan Hamas.
"Oleh karena itu, kami tidak setuju dengan sikap mereka yang menekan, karena Hamas juga menang di Gaza melalui pemilu yang bebas dan warga Gaza memilih mereka untuk memimpin," ujar Anwar.
Diketahui, Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim, telah lama menjadi pendukung vokal perjuangan Palestina dan menganjurkan solusi dua negara terhadap konflik antara Israel dan Palestina. Malaysia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Para pemimpin tinggi Hamas di masa lalu sering mengunjungi Malaysia dan bertemu dengan para perdana menterinya. Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak pada tahun 2013 pernah masuk ke wilayah Gaza atas undangan dari Hamas.
Baca Juga : Tanggapan Berbagai Pihak Usai MK Tolak Gugatan Usia Capres-Cawapres
Sebagai informasi tambahan, bukan rahasia lagi bahwa Israel dalam memerangi kelompok militan Palestina Hamas mendapat dukungan dari barat. Amerika Serikat, Australia, dan Uni Eropa terang-terangan menunjukkan solidaritas kepada Negeri Zionis tersebut.
Bahkan, sejumlah negara barat turut memberi pasokan amunisi dan peralatan militer kepada Israel untuk membombardir Gaza.
Akibat konflik itu, ribuan manusia harus meregang nyawa. Dari data terbaru Kementerian Kesehatan, sejak 7 Oktober, 2.670 warga Palestina tewas karena serangan udara dan bombardir yang dilakukan Israel.
Al-Jazeera menyebut sebagian besar korban adalah anak-anak dan wanita di Gaza. Setidaknya 9.600 orang juga terluka.
Di sisi Israel, korban tewas mencapai 1.300 orang, di mana lebih dari 3.400 orang terluka. Dengan begitu, jika digabungkan, total korban tewas dari kedua belah pihak mencapai kini hampir 4.000 orang tepatnya 3.970 jiwa.