JATIMTIMES - Hari kelima Operasi Pedang Besi (Operation Iron Swords), Pasukan Pertahanan Israel menuding pejuang Hamas Palestina telah membantai puluhan bayi di daerah Kfar Aza, lima kilometer sebelah timur Gaza. Kabar soal pembantaian itu pun ramai diberitakan oleh media-media internasional, salah satu LBC.
Dalam laporannya, dijelaskan jika Hamas merenggut nyawa 40 bayi Israel pada Sabtu (7/10/2023). Namun diduga kabar tersebut hanya propaganda negara barat. Dalam unggahan akun X (Twitter) @SoftWarNews, dijelaskan bahwa justru Israel-lah yang membantai ratusan anak Palestina.
Baca Juga : Viral Dokter di Palestina Ucap Syukur Saat Suaminya Gugur karena Serangan Israel, Netizen Sampai Merinding
"Sejauh ini, rezim apartheid telah membantai 500 anak Palestina, namun media Barat menyembunyikannya dengan terus mengulang2 berita palsu tentang 40 bayi Israel yang dipenggal," tulis keterangan pengunggah.
"Jurnalis media negara-negara Barat yang bekerja sama adalah faktor yang mendorong terjadinya genosida," sambung keterangannya.
Sementara itu, menurut pejabat Israel, pemerintah belum bisa mengkonfirmasi klaim spesifik bahwa penyerang Hamas memenggal kepala bayi dalam serangan mendadak mereka pada Sabtu (7/10/2023). Hal ini bertentangan dengan pernyataan publik sebelumnya yang disampaikan dari kantor Perdana Menteri Israel.
"Ada beberapa kasus di mana militan Hamas melakukan pemenggalan kepala dan kekejaman serupa ISIS lainnya. Namun, kami tidak dapat memastikan apakah korbannya adalah pria atau wanita, tentara atau warga sipil, orang dewasa atau anak-anak,” kata pejabat tersebut, dikutip CNN International, Jumat (13/10/2023).
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengindikasikan bahwa orang-orang telah dipenggal oleh Hamas, saat hadir di samping Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Kamis (12/10/2023). Namun tidak merinci apakah mereka adalah anak-anak.
Kantor Perdana Menteri Israel kemudian merilis apa yang digambarkan sebagai “foto-foto mengerikan bayi yang dibunuh dan dibakar oleh monster Hamas.”
Ketiga foto tersebut menunjukkan dua bayi yang tubuhnya telah terbakar hingga tak dapat dikenali lagi dan tubuh bayi ketiga berlumuran darah. Postingan tersebut mengatakan bahwa Netanyahu menunjukkan foto-foto tersebut kepada Blinken, serta foto-foto lainnya.
Tuduhan eksplosif bahwa anak-anak dipenggal di kibbutz Kfar Aza muncul pada hari Selasa di media Israel. Pasukan Pertahanan Israel kemudian menggambarkan kejadian itu sebagai pembantaian dalam sebuah pernyataan. Perempuan, anak-anak, balita, dan orang tua “dibantai secara brutal sebagai tindakan ISIS,” kata IDF.
Tal Heinrich, juru bicara Netanyahu, mengatakan pada hari Rabu bahwa bayi dan balita telah ditemukan dengan “kepala dipenggal” di Kfar Aza.
Presiden AS Joe Biden tampak membenarkan informasi tersebut. Pernyataan Joe Biden itu disampaikan dalam pertemuan meja bundar dengan para pemimpin komunitas Yahudi pada hari Rabu.
"Saya telah melakukan ini sejak lama, saya tidak pernah benar-benar berpikir bahwa saya akan melihat… gambar-gambar yang menunjukkan teroris memenggal kepala anak-anak," kata Joe Biden.
Baca Juga : Pemkab Malang Siapkan Solusi Atasi Kekeringan, Distribusi Air Bersih hingga Jaringan PDAM
Seorang pejabat pemerintah AS kemudian mengklarifikasi pernyataan Biden, dengan mengatakan bahwa baik Biden maupun para pembantunya belum pernah melihat gambar atau menerima laporan yang dikonfirmasi mengenai anak-anak atau bayi yang dipenggal oleh Hamas. Pejabat tersebut mengklarifikasi bahwa Biden merujuk pada komentar publik dari media dan pejabat Israel.
Juru bicara IDF, Jonathan Conricus, kemudian mengatakan bahwa Palwstina kemungkinan besar melakukan pemenggalan kepala bayi di kibbutz Be’eri.
"Kami mendapat laporan yang sangat meresahkan yang datang dari lapangan bahwa ada bayi yang dipenggal… Saya pikir kami sekarang dapat mengatakan dengan relatif yakin bahwa sayangnya hal ini terjadi di Be’eri,” katanya.
Para pejabat Israel awalnya menghindari pembahasan secara spesifik tentang bagaimana warganya dibunuh. Mereka malah menyamakan kebrutalan Hamas dengan ISIS, kelompok teror Sunni yang memenggal kepala tawanan dan membakar tahanan hidup-hidup.
Hamas pada hari Rabu membantah tuduhan tersebut. Izzat al-Risheq, seorang pejabat senior dan juru bicara kelompok militan Islam, mengatakan bahwa media internasional telah menyebarkan kebohongan tentang rakyat Palestina dan kelompok perlawanan yang mengklaim bahwa anggota perlawanan Palestina memenggal anak-anak dan menyerang perempuan tanpa bukti yang mendukung hal tersebut. "Ini klaim dan kebohongan," katanya.
Menurut Al-Risheq, Hamas tidak menyerang perempuan terbukti salah. Wanita, anak-anak dan orang tua di kibbutzim seperti Kfar Aza dan Be’eri terbunuh dalam serangan mendadak tersebut. Video yang sebelumnya viral menunjukkan para wanita yang menghadiri festival musik menjadi sasaran penculikan kelompok bersenjata tersebut.
CNN telah meneliti ratusan jam media yang diposting online untuk mencoba menguatkan laporan kekejaman yang dilakukan oleh Hamas. Dalam satu video, yang menurut CNN asli tetapi belum dapat digeolokasi, seorang penyerang menyerang seorang pria yang terluka dengan peralatan berkebun dalam upaya untuk memenggal kepalanya. Tapi CNN belum melihat apa pun yang bisa mengkonfirmasi klaim anak-anak yang dipenggal itu.
CNN juga mengunjungi reruntuhan Kfar Aza yang digeledah pada hari Selasa dan tidak melihat bukti adanya pemuda yang dipenggal. Para pejabat Israel juga belum merilis foto-foto kejadian tersebut.