JATIMTIMES - Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina tewas dan sedikitnya 1.700 orang terluka, ketika Israel membalas serangan kelompok Palestina Hamas.
Melansir laporan Reuters pada Minggu (8/10/2023) dini hari, di Gaza, asap hitam dan api oranye membubung ke langit malam dari sebuah menara tinggi yang terkena serangan balasan Israel. Kerumunan orang yang berkabung membawa jenazah militan yang baru terbunuh melalui jalan-jalan, dibungkus dengan bendera hijau Hamas.
Baca Juga : Rumah Sakit Indonesia di Gaza Terkena Serangan Udara Israel, 1 Orang Tewas
Korban warga Palestina yang tewas dan terluka di Gaza dibawa ke rumah sakit yang rusak dan penuh sesak karena kekurangan pasokan dan peralatan medis. Jalanan sepi, kecuali ambulans yang melaju menuju lokasi serangan udara. Israel memutus aliran listrik, sehingga membuat kota itu gelap gulita.
Diketahui sebelumnya, Israel bersumpah akan membalas dendam setelah kelompok Palestina Hamas mengamuk di Kota Israel pada Sabtu (7/10/2023). Serangan kelompok Palestina Hamas tersebut menewaskan lebih dari 200 orang Israel dan berhasil meloloskan para sandera dalam hari kekerasan paling mematikan di Israel sejak perang Yom Kippur 50 tahun lalu.
“Kami akan melakukan pembalasan besar atas hari kelam ini,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Hamas melancarkan perang yang kejam dan keji. Kami akan memenangkan perang ini tetapi akibatnya terlalu berat untuk ditanggung. Hamas ingin membunuh kita semua. Ini adalah musuh yang membunuh ibu dan anak-anak di rumah mereka, di tempat tidur mereka. Musuh yang menculik orang tua, anak-anak, dan gadis remaja," sambung Benjamin Netanyahu.
Warga Palestina menerobos pagar perbatasan Israel-Gaza sisi Israel setelah orang-orang bersenjata menyusup ke wilayah Israel selatan, 7 Oktober 2023. (Foto: REUTERS/Mohammed Fayq Abu Mostafa)
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan serangan yang dimulai di Gaza akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem. “Ini adalah pagi kekalahan dan penghinaan terhadap musuh kita, tentaranya dan pemukimnya. Apa yang terjadi menunjukkan kehebatan persiapan kami. Apa yang terjadi hari ini menunjukkan kelemahan musuh," kata Ismail Haniyeh dalam pidatonya.
Mayat warga sipil Israel berserakan di jalan-jalan Sderot di Israel selatan, dekat Gaza, dikelilingi pecahan kaca. Mayat seorang wanita dan seorang pria tergeletak di kursi depan mobil.
"Saya keluar, saya melihat banyak mayat teroris, warga sipil, mobil ditembak. Lautan mayat, di dalam Sderot sepanjang jalan, tempat-tempat lain, banyak mayat,” kata Shlomi dari Sderot.
Baca Juga : Aktivis Greenpeace Ini Soroti Diskriminasi Warga Korea, 2 Tahun Halangi Pembangunan Masjid
Warga Israel yang ketakutan, yang dibarikade di ruang aman, menceritakan penderitaan mereka melalui telepon dan siaran langsung TV.
“Mereka baru saja datang lagi, tolong kirimkan bantuan,” seorang wanita yang diidentifikasi sebagai Dorin mengatakan kepada N12 News Israel dari Nir Oz, sebuah kibbutz dekat Gaza.
"Suamiku menutup pintu... Mereka menembakkan peluru," lanjut Dorin.
Esther Borochov melarikan diri dari pesta dansa rave yang diserang oleh orang-orang bersenjata, mengatakan kepada Reuters bahwa dia selamat dengan berpura-pura mati di dalam mobil setelah pengemudi yang mencoba membantunya melarikan diri ditembak dari jarak dekat.
“Saya tidak bisa menggerakkan kaki saya. Tentara datang dan membawa kami ke semak-semak," katanya kepada Reuters di rumah sakit.