JATIMTIMES - Ratusan massa arek-arek Malang bersama keluarga korban tragedi Kanjuruhan dan elemen masyarakat lainnya menggelar doa bersama serta pembacaan tahlil di depan pintu atau gate 13 Stadion Kanjuruhan.
Gate 13 merupakan salah satu akses keluar dari dalam Stadion Kanjuruhan yang terkunci saat peristiwa mengenaskan terjadi. Yakni akibat penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian mengakibatkan banyak korban berjatuhan hingga tercatat 135 orang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu.
Tangisan dari orang tua, keluarga, sahabat korban Tragedi Kanjuruhan pecah ketika berada di kawasan reruntuhan Stadion Kanjuruhan. Seakan mengingatkan kembali peristiwa menyedihkan yang tidak hanya menjadi perhatian nasional, namun di seluruh dunia itu.
Pasalnya, 135 orang meninggal dunia merupakan salah satu peristiwa yang paling banyak menelan korban dalam dunia sepak bola.
Pakaian serba hitam bertuliskan #UsutTuntas masih terus diserukan oleh keluarga korban tragedi Kanjuruhan dan seluruh pihak yang terus bersolidaritas untuk keadilan.
Setelah melakukan pembacaan 16 poin pernyataan sikap di depan reruntuhan Stadion Kanjuruhan, ratusan massa bergerak menuju lokasi gate 13.
Sesampainya di gate 13, ratusan massa aksi kemudian duduk dan melakukan pembacaan doa bersama serta tahlil untuk mengenang 135 orang yang meninggal dunia dalan tragedi Kanjuruhan.
Lirih tangisan seorang ibu dan bapak pun mengiringi kiriman doa serta tahlil yang dilantunkan oleh ratusan massa aksi. Salah satu ibu korban tragedi Kanjuruhan pun sempat menangis histeris dengan berteriak menginginkan anaknya kembali ke pangkuannya.
"Balekno anakku, balekno anakku, balekno anakku (kembalikan anakku, kembalikan anakku, kembalikan anakku)," teriak ibu itu yang terus menangis hingga tak sadarkan diri yang kemudian dibawa menuju mobil ambulans untuk mendapatkan perawatan, Minggu (1/10/2023).
Seusai menggelar doa bersama, ratusan massa aksi kemudian masuk ke dalam Stadion Kanjuruhan yang beberapa sudutnya sudah diruntuhkan untuk proses renovasi yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.
Rerumputan yang sudah kering pun menjadi saksi atas peristiwa tragis yang menewaskan 135 orang dalam Tragedi Kanjuruhan.
Tribun yang kosong dengan berwarna biru dan merah serta terdapat tulisan "Salam Satu Jiwa" juga merupakan saksi bisu bagaimana ribuan orang yang menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya kebingungan untuk keluar dari dalam Stadion Kanjuruhan dikarenakan tembakan gas air mata yang dilontarkan oleh aparat kepolisian.
Banyak massa aksi yang memanfaatkan momentum terakhir untuk bisa merasakan suasana Stadion Kanjuruhan sebelum dibongkar dengan berfoto bersama. Selain itu, banyak juga yang hanya duduk merenung di tribun untuk mengenang tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu.
Setelah itu, ratusan massa aksi pun meninggalkan area dalam Stadion Kanjuruhan untuk selanjutnya mobilisasi pulang ke tempat asalnya masing-masing. Adapaun sebagian massa aksi yang tetap berada di Stadion Kanjuruhan untuk mengikuti gelaran doa bersama di peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan.
