JATIMTIMES - Sebuah foto viral beredar di media sosial X (Twitter) memperlihatkan poster ajakan salat Jumat yang mencantumkan nama Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Poster tersebut diunggah akun @BagasBagaspati dan diunggah ulang oleh politikus PDI Perjuangan Mohamad Guntur Romli melalui akun X (Twitter) pribadinya.
Dalam poster yang dibagikan tampak terdapat foto bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan yang akan menjadi khatib salat Jumat. Serta bakal calon wakil presiden (bacawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang akan menjadi imam salat Jumat.
Baca Juga : Ganjar Beri Jawaban Soal Nama Mahfud dan Khofifah, Siapa Jadi Cawapres?
"Hadirilah salat Jum'at di Masjid Besar Nur Muhammad, Jalan Trunojoyo seb pom bensin Kolor Sumenep. 13 rabi'ul awal 1445 H/29 Septembee 2023," demikian tulisan dalam poster.
Sementara itu, Guntur Romli menuliskan pernyataan pedas dalam poster itu. Ia berpendapat jika salat Jumat pakai undangan adalah bid'ah.
"Shalat Jumat pakai undangan/iklan? Bener dong kata Gus Yaqut, ini BID'AH HAHAHAHA...," tulis @GunRomli, dikutip Jumat (29/9/2023).
Sontak unggahan itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Ada beberapa warganet yang justru menyentil Ganjar, namun ada juga yang berkomentar negatif soal poster tersebut.
"Pembajakan masjid!!," @YRadi****.
"Lah ngajak sholat Jum'at bid'ah.?
Kemaren ada yg masuk tv wudhu sholat katanya mengajak kebaikan bagus?
Harusnya ini juga bagus dong," @baim_loe***.
Baca Juga : Hasil Penyelidikan: Korsleting Sebabkan Kebakaran Gudang di Singosari, Kerugian Rp 200 Juta
Sebagaimana diberitakan, bacapres Ganjar Pranowo sebelumnya juga tampil dalam tayangan azan di salah satu televisi swasta. Namun KPI menilai tidak ada pelanggaran dalam aturan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).
Di sisi lain, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja mengatakan, sulit untuk menyatakan jika tayangan Ganjar dalam televisi melanggar ketentuan. Sebab, kata Bagja, pendaftaran bakal capres belum dibuka oleh KPU.
Oleh karenanya, Ganjar tak dapat dianggap peserta Pemilu 2024 meski telah dideklarasikan sebagai bakal capres oleh PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hanura.
