JATIMTIMES - Kecelakaan maut yang terjadi di exit Tol Bawen Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (23/9/2023) malam masih menjadi sorotan. Akibat kecelakaan yang melibatkan 16 kendaraan itu, empat orang dilaporkan meninggal dunia dan belasan lainnya luka-luka.
Kecelakaan tersebut diduga dipicu karena truk mengalami rem blong hingga menabrak kendaraan yang berhenti saat lampu merah menyala. Lantas mengapa rem blong kerap terjadi saat truk melaju di jalan menurun?
Baca Juga : Salon di Dampit Alami Kebakaran, Kerugian Ditaksir Mencapai Ratusan Juta
Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan menjelaskan jika semua kasus rem blong pada kendaraan besar, secara umum penyebabnya hanya dua. Berikut ini beberapa penyebab kendaraan besar kerap mengalami rem blong di jalan menurun:
1. Gigi Tinggi di Jalan Menurun
Pengemudi yang menggunakan gigi tinggi saat melalui jalanan turunan bisa menjadi penyebab rem blong pada kendaraan besar. Pasalnya, pengemudi akan cenderung melakukan pengereman berulang-ulang.
Saat melakukan pengereman berulang, ada tiga hal yang akan dialami oleh pengemudi. Menurut Wildan, kampas remnya panas, kedua tekanan anginnya tekor, kemudian minyak rem panas yang akan ditandai pedal remnya terasa kosong. Ketiga kondisi ini yang disebut dengan rem blong.
2. Kebocoran Sistem Pneumatik atau Sistem Hidrolik
Selanjutnya faktor kedua yang menjadi penyebab rem blong adalah kebocoran-kebocoran pada sistem pneumatik atau sistem hidrolik.
Kebocoran ini biasanya terjadi tanpa diketahui oleh pengemudi. Kata Wildan, sopir biasanya tidak melakukan pemeriksaan terlebih dulu sebelum berkendara atau disebut pre trip inspection.
Baca Juga : Bunga Mekar di Antartika Malah Dianggap Bahaya, Mengapa?
Demikian dua alasan yang menjadi penyebab rem blong terjadi pada truk atau bus di jalan menurun. Wildan pun menegaskan jika faktor utama kecelakaan bukan pada jalan menurun. Namun pada pengemudi yang tidak menjalankan rekomendasi KNKT secara benar atau disebut human eror.
Wildan juga menambahkan jika truk dan bus memilik dua macam sistem pengereman. Di antaranya, rem utama (service brake) dan rem pembantu (accelery brake).
"Di jalan mendatar, gunakan rem utama, di jalan menurun, gunakan rem pembantu. Caranya gunakan gigi rendah hingga tercipta engine brake dan bantu dengan accelery break. Prosedurnya gitu kan harusnya," pungkas Wildan, dikutip Kompascom, Senin (25/9/2023).