JATIMTIMES - Beragam karya inovatif dipamerkan pelajar SMK pada peringatan Harlah Ke-94 LP Ma’arif NU, di Universitas Islam Malang (Unisma), Sabtu (23/9/2023).
Salah satunya karya siswa SMK Al-Mustawa asal Tuban, Jawa Timur, bersama dengan mitra kerjanya, Estima Solo, yang berhasil merakit kendaraan listrik ramah lingkungan.
Baca Juga : Kendaraan Anda Hilang? Satlantas Polresta Mojokerto Kenalkan Aplikasi Ilmu Semeru untuk Mencari
Dalam wawancara eksklusif dengan salah satu siswa SMK Al-Mustawa, Muhammad Lutfi, kami mendapatkan gambaran lengkap tentang inovasi mereka.
Lutfi siswa kelas 11 jurusan otomotif mengungkapkan bahwa SMK Al-Mustawa bekerja sama dengan Estima Solo dalam proyek perakitan mobil listrik tersebut. SMK bertanggung jawab untuk merakit kendaraan listrik dari awal, mulai dari rangka. Proses perakitan dimulai dari nol, dan semua komponen, termasuk mesin listrik dan baterai, dipasang dengan teliti.
“Ini pihak SMK itu bekerja sama dengan pihak Estima Solo. Jadi sana untuk menyiapkan barangnya saja. Terus yang SMK itu, siswanya untuk merakitnya. Perakitannya itu dimulai dari nol, dari rangka” ungkap Lutfi.
“Ini prosesnya pemasangan ban. Ban ini kayak generator, kayak dinamo lah. Berlanjutnya itu langsung pemasangan ke pemasangan aki. Aki ini ada 4 buah. Satu buahnya itu voltasenya 12, jadi di seri itu menjadi 48 volt” imbuhnya.
Kendaraan listrik ini memiliki keunggulan dalam jarak tempuhnya. Lutfi menjelaskan bahwa setelah pengisian daya selama 4 hingga 6 jam, kendaraan ini dapat mencapai jarak tempuh hingga 45 kilometer sebelum baterainya habis. Ini adalah langkah yang positif menuju mobilitas yang lebih berkelanjutan di lingkungan sekitar.
Baca Juga : Keluarga Besar Larang Band T Koes Bawakan Lagu-Lagu Koes Plus Lagi
Ditanya tentang kendala yang dihadapi selama proses perakitan, Lutfi menyatakan bahwa kendala utama adalah terkait dengan kelistrikan dalam kendaraan. Namun, dia memastikan bahwa semua masalah tersebut telah diatasi, dan kendaraan ini sekarang sudah sempurna.
Ketika ditanya apakah kendaraan listrik ini akan diproduksi secara masal, Lutfi menjelaskan bahwa proyek ini awalnya ditujukan untuk pameran dan praktek di SMK Al-Mustawa. Kendaraan listrik produksi massal sudah ada di pasaran, dengan harga jual sekitar Rp 12 juta rupiah untuk umum dan Rp 10 juta rupiah untuk lembaga. Hal ini memberikan alternatif ramah lingkungan yang lebih terjangkau bagi masyarakat.
Proyek kolaboratif antara SMK Al-Mustawa dan Estima Solo ini merupakan contoh bagaimana pendidikan vokasional dapat memfasilitasi inovasi dan pembelajaran praktis di bidang otomotif dan teknologi hijau. Dengan semakin berkembangnya teknologi kendaraan listrik, proyek semacam ini dapat menjadi langkah awal yang positif untuk mendorong mobilitas berkelanjutan di masa depan.