JATIMTIMES - Membahas pendidikan anak usia dini memang tak ada habisnya dan tak lekang oleh waktu. Bagaimana tidak, perkembangan teknologi, perkembangan sistem pendidikan dan berubahnya realita kehidupan sosial adalah faktor yang tak dapat terpisahkan dari pengaruh kepribadian anak.
Pendidikan karakter dan tumbuh kembang anak memang selayaknya patut diperhatikan sejak usia dini. Mengingat, fase usia dini adalah fase pembentukan mental, kepribadian dan kecerdasan manusia.
Baca Juga : Ponpes Manbaul Ulum Malang Latih Santri Jadi Wirausahawan Produk Degan Jelly Estetik
Hal tersebut diungkapkan oleh konsultan sekaligus praktisi pendidikan anak Dinar Thariq. Menurut dia, tolak ukur keberhasilan dalam mendidik generasi manusia adalah pada stimulasi awal saat fase 0-6 tahun (PAUD). Kemudian dilanjutkan pada tahap pembelajaran awal hingga usia 12 tahun.
Pada fase-fase ini otak anak akan membentuk sebuah struktur koneksi yang masih sangat dinamis untuk diberikan stimulasi. Sehingga koneksi pembelajaran karakter dan modal kecerdasan di usia ini akan dipakai oleh anak ketika memasuki usia remaja hingga dewasa kelak. "Bisa dibilang pada fase-fase ini sangat perlu stimulasi terbaik jika ingin menjadikan anak cerdas dan memiliki karakter yang baik," ujar Dinar.
Dalam agenda roadshow seminar parenting yang diadakan berkala di TK & PAUD se-Kabupaten Jember, Dinar berharap bahwa pemerintah dan seluruh pihak terkait tidak hanya konsen pada penindakan perilaku kenakalan ataupun penyimpangan anak usia remaja (SMP-SMA). Namun juga perlu menjadi perhatian mulai dari akar terbawah, yaitu pentingnya pemahaman terkait pendidikan sejak usia dini
Dinar mengatakan, pendidikan itu komprehensif, tidak bisa hanya guru atau pemerintah. Anak dinilai dan ditindak dari apa yang mereka lakukan hari ini. "Namun kita harus benahi dari bawah. Dengan adanya peningkatan mutu kepada orang tua juga. Jadi, kegiatan parenting sejatinya perlu rutin dilaksanakan secara berkala, karena mengingat bahwa anak-anak usia dini justru akan banyak belajar di rumahnya. Mereka akan banyak dipengaruhi dari keseharian yang dilakukan oleh orang tuanya. Tak jarang bahkan justru perilaku-perilaku tidak baik justru muncul dari dalam rumahnya, baik disadari atau tanpa disadari"," ujar pria yang juga sebagai founder Brainly Fingerprint & Psychological ini.
Salah satu agenda roadshow smart parenting yang bertajuk "Mengenal Serta Memahami Karakter, Kecerdasan dan Kepribadian Sang Buah Hati" ini dilaksanakan di TK Al Amin, Sumbersari Jember. Acara ini juga dihadiri Kepala Satuan Reserse Narkoba (Kasat Reskoba) Polres Jember AKP. Sugeng Iryanto.
Sementara, Kasatreskoba Polres Jember Sugeng Iryanto dalam kesempatan tersebut menyatakan, munculnya bibit-bibit baru pemakaian dan peredaran narkoba juga tak jarang timbul dari konflik internal di dalam keluarga.
Baca Juga : Kampus Brawijaya kukuhkan 4 Profesor, Kini Berjumlah 342 Orang
“Anak yang tumbuh dari keluarga yang konflik, ekonomi yang kurang, penanaman nilai agama yang kurang, serta perhatian orang tua yang lalai menjadi salah satu akar rumput permasalahan anak-anak hingga remaja banyak yang mencari ketenangan dengan cara peegaulan yang salah akhirnya terjerumus narkoba,” ucapnya.
Saat ini permasalahan narkoba dan pendidikan anak menjadi konsen Pemkab Jember, Satreskoba Polres Jember, juga lembaga-lembaga pendidikan terkait. Mengingat Jember baru saja menggalakkan sebuah program baru untuk penanggulangan narkoba, yaitu "Kampung Tangguh Narkoba" yang baru saja diresmikan bupati Jember Hendy Siswanto.
"Mereka, anak-anak kita ini yang nanti akan menjadi pengusaha, menggantikan bupati, pegawai, menteri, bahkan presiden. Mereka generasi penerus kita, kalau tidak dijaga maka akan hancur. Kita harus proteksi anak-anak kita dari ancaman-ancaman narkoba. Treatment yang bisa dilakukan adalah dengan memperhatikan setiap gerak-geriknya dan melaporkannya guna menyelamatkan mereka sehingga segera mendapatkan penanganan yang tepat." ujar bupati Jember.