JATIMTIMES - Wali Kota Malang Sutiaji bersama Direktur Utama Perum Jasa Tirta (PJT) I Fahmi Hidayat dan Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tugu Tirta Kota Malang M Nor Muhlas melakukan uji coba 100 liter per second (lps) di Water Treatment Plant (WTP) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bango, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang itu menyampaikan, uji coba dilakukan untuk memastikan kualitas air dari WTP sudah layak untuk dikonsumsi. Terlebih lagi, ketika air mengalir dan dilakukan pengecekan dari laboratorium internal PJT I, air dari WTP SPAM Bango memiliki kadar pH (potential hydrogen) 7,6.
Baca Juga : Penuhi Berkas, Empat Desa Susul Pilkades Serentak Banyuwangi
Pihaknya mengaku, bahwa dengan uji coba 100 lps dari WTP SPAM Bango ini merupakan langkah yang cukup membanggakan dalam memastikan keterjaminan penyediaan air baku di Kota Malang.
Sutiaji menuturkan, bahwa setelah air diproses di WTP SPAM Bango, akan dilakukan proses lagi untuk memastikan air yang dihasilkan menjadi aman dan siap minum. Pasalnya, meskipun saat ini mengandung pH 7,6 , air dari WTP SPAM Bango masih berada di tahap layak konsumsi.
"Jangan khawatir, ini masih ada tahapan lagi. Insya Allah sudah siap untuk minum, tadi masih layak karena harus masuk ke laboratorium dulu. Tadi pH sudah 7,6, saya kira ini sudah cukup," ujar Sutiaji, Rabu (20/9/2023).
Alumnus IAIN Malang (sekarang UIN Maliki Malang) ini mengatakan, dengan kondisi air yang sekarang dihasilkan dari WTP SPAM Sungai Bango, pihaknya meyakini pada akhir tahun 2023, produksi air pada WTP SPAM Bango bisa mencapai 200 lps.
"Saya kira sudah cukup dan meyakinkan pada kami, akhir 2023 yang 200 lps sudah bisa tersedia sesuai dengan perjanjian di kami. Itu artinya menambah ketersediaan air baku yang ada di Tugu Tirta," kata Sutiaji.
Pasalnya, Perum Jasa Tirta I bertugas untuk mengolah air permukaan Sungai Bango menjadi air layak hingga aman untuk dikonsumsi melalui proses pengolahan di WTP SPAM Bango. Selanjutnya, Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang bertugas untuk mendistribusikan ke masing-masing pelanggan.
Setelah dilakukan uji coba dan pengecekan menggunakan alat ukur kadar pH dari laboratorium internal PJT I, Sutiaji berkesempatan mencoba air dari SPAM Bango untuk diminum. Kemudian diikuti oleh Direktur Utama PJT I Fahmi Hidayat.
Pihaknya mengaku, air yang diminum oleh Sutiaji berasa segar dan tidak terdapat bau-bau yang tidak wajar. Artinya, air yang dihasilkan melalui proses pengolahan di WTP SPAM Bango, sudah layak konsumsi.
Baca Juga : Pasca Kebakaran Gunung Arjuno Padam, Pemandian Air Panas Cangar Sudah Dibuka, Pendakian Masih Tutup
Atas nama Pemkot Malang dan Kuasa Pemilik Modal (KPM) Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang, Sutiaji mengucapkan terima kasih kepada jajaran Perum Jasa Tirta I yang telah membersamai dan merealisasikan WTP SPAM Bango.
"Kami ucapkan terimakasih kepada Perum Jasa Tirta I yang sudah ikut membersamai kami sampai ketersediaan di tahun 2027 nanti siap untuk 500 lps. Insya Allah ini akan membuat keamanan dan kenyamanan bagi kita untuk tidak was-was terhadap ketersediaan air baku kita," tutur Sutiaji.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Fahmi Hidayat mengatakan, WTP SPAM Bango akan ditargetkan menambah kapasitas produksi. Mulai di akhir tahun 2023 ditargetkan bertambah menjadi 200 lps. Kemudian di tahun 2025 bertambah 100 lps. Selanjutnya di tahun 2027 bertambah 200 lps. Sehingga pada tahun 2027 mendatang ditargetkan WTP SPAM Bango dapat menghasilkan air baku hingga 500 lps.
"Satu lps itu bisa mencukupi 80 sampai 100 kebutuhan air keluarga. Nanti untuk distribusinya melalui Perumda Tugu Tirta Kota Malang," tutur Fahmi.
Pihaknya menjelaskan, saat ini air yang diolah oleh WTP SPAM Bango dalam kondisi layak konsumsi. Artinya masih terdapat beberapa uji laboratorium untuk memastikan air tersebut aman konsumsi, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 2 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan.
"Jadi ada ketentuan dari sisi warna, bau, zat kimianya, kemudian dari sisi biologinya, itu apakah nanti sudah masuk dalam kategori aman dan layak minum, sehingga bisa langsung dikonsumsi masyarakat," pungkas Fahmi.
