JATIMTIMES - Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan optimis bahwa Ganjar Pranowo akan memperoleh kemenangan besar pada ajang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Terlebih di wilayah Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang.
Baca Juga : Penyesuaian SOTK, Wali Kota Malang Lantik 115 ASN Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas
Bahkan menurut Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres DPP PDI Perjuangan (TKRPP) Ahmad Basarah, Ganjar Pranowo akan mendapat 73 persen suara dari Malang Raya.
Di mana hal itu merupakan warisan perolehan suara Joko Widodo saat Pilpres 2019 lalu.
"Malang Raya kalau merujuk di kemenangan Jokowi 2019, beliau melampaui angka 73 persen. Melihat dinamika politik PDI Perjuangan di Malang Raya, saya optimis angka 73 persen itu dapat dipertahankan bahkan lebih dari itu," ujar Basarah.
Namun demikian, lanjut Basarah, hal tersebut juga tergantung pada kinerja seluruh organ partai dan jaringan relawan PDI Perjuangan selama 5 bulan ke depan. Yakni hingga Pilpres digelar pada 14 Februari 2024 mendatang.
"Jadi tergantung seluruh energi dan kekuatan partai, sesuai dengan relawan yang bergabung dengan mesin partai itu berjalan dengan baik. Dan bagaimana kolaborasi antara partai dan organ relawan untuk mendulang suara Ganjar di Malang," terang Basarah.
Dirinya meyakini bahwa 73 persen suara yang diperoleh Jokowi di Malang saat Pilpres 2019 lalu hampir dipastikan bakal diwariskan untuk Ganjar Pranowo. Bahkan menurutnya, hal itu juga dikuatkan dengan hasil survei yang menjadi acuan PDI Perjuangan.
Baca Juga : Update Kondisi Ipar dan Mertua yang Dijebloskan Penjara oleh Menantunya di Jombang
"Saya optimis berdasarkan hasil survey, pemilih pak Jokowi tahun 2019 sampai saat ini mayoritas memilih Pak Ganjar. Kalau pemilih PDI Perjuangan hampir 80 persen pasti memilih Ganjar Pranowo," jelas pria yang juga Wakil Ketua MPR-RI ini.
Apalagi, dinamika politik yang terjadi saat ini, ia klaim juga memberikan dampak positif pada elektabilitas mantan Gubernur Jawa Tengah itu. Terutama dinamika yang terjadi pada Koalisi Perubahan yang memutuskan untuk mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan capres dan cawapres di 2024.
"Terkhusus di Jawa Timur, setelah Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, itu banyak pemilih dari kalangan NU beralih ke Ganjar. Demikian juga yang sebelumnya memilih Prabowo. Keuntungan justru didapat Ganjar dari gejolak itu," pungkas Basarah.